Operator Sound - Berbagi Pengalaman

POSISI PANGGUNG YANG TENGGELAM

Seringkali kita lihat di acara televisi, pemusik diletakkan agak tenggelam di bawah panggung. Di tempat ibadah saya juga menggunakan konsep demikian. Hanya penyanyi yang ada di atas panggung. Konsep ini sangat baik untuk menolong audiens fokus hanya pada penyanyi saja.

Selain itu, konsep tenggelam ini juga menyembunyikan kabel-kabel yang biasanya awut-awutan, dan akan meredam aksi panggung dari musisi yang berlebihan. Kekurangan dari konsep ini adalah space pemusik jadi terbatas dan tugas SoundMan jadi agak sulit karena harus naik turun.

Untuk itu kabel-kabel yang penting, DI Box, dan pernak-pernik sound lainnya harus diposisikan di tempat yang mudah dijangkau, sehingga memudahkan kalau terjadi masalah - loui
guna Kotak sekitar wilayah unity fader



Apakah anda pernah memperhatikan bahwa di Fader Channel ada titik-titik atau kotak di daerah sebelum dan sesudah 0 dB (unity) ? Biasanya di antara + 5 dB sekitar 0 dB itu.

Fungsi kotak-kotak itu bukan cuma hiasan saja, tetapi untuk mengingatkan bahwa kondisi unity tidak semata pada ada pada titik 0 dB, tetapi pada seluruh wilayah kotak / titik-titik itu. Jadi kita diingatkan bahwa kalau sudah berbeda 6 dB akan terjadi peningkatan/penurunan volume secara dobel - loui
Bahasa Inggris - Syarat Utama Memahami Sound System

Sebagai Operator Sound kita perlu paham kosa kata Inggris secara lisan ataupun tulisan. Manual peralatan sound dan display dibuat dalam bahasa Inggris. Dengan mengerti Inggris, maka kinerja kita jadi kurang maksimal. Bahkan ada banyak pemecahan masalah yang sebenarnya sudah tercantum di manual bahasa Inggris, tapi kita belum sempat mempelajarinya.  Tips dari saya :
1. Baca manual (terutama mixer, FX rack) di waktu senggang sehingga kita paham karakter dan kelebihan kekurangannya. Terutama bagian Trouble Shooting, apabila ada masalah-masalah.
2. Bawa kamus saku Inggris- Indo sebagai panduan untuk menterjemahkan kata yang sulit.
3. Luangkan waktu menghafal 10-30 kata Inggris / hari terutama kata-kata yang sering muncul di  manual (connect, directly, initial, dsb.). Niscaya perbendaharaan kata kita meningkat pesat. Kalo tidak ada terjemahannya, coba tanyakan pada orang yang lebih tahu.
4. Kalau anda memang sebelumnya tidak paham Bahasa Inggris, beli buku cerita anak berbahasa Inggris sebagai latihan. Cari saja Buku Bekas agar murah. Jangan lupa juga mulai membiasakan nonton film bahasa Inggris tanpa terjemahan - Uki (Facebook: Uki Soundman)  

Catatan : artikel asli sudah diedit oleh koordinator karena keterbatasan ruang. Bila rekan operator membutuhkan artikel asli dapat menghubungi Facebook Pak Uki. Terima kasih
Banyak berdoa sebelum mulai kerja

Suatu saat sekitar tahun 2000an saya mendapat job di Museum Prasasti dari Walikota Jakarta Pusat. Acara Festival Musik SMP-SMA se-DKI menggunakan sound 10.000 watt.

Acara berlangsung besok pagi. Malam sebelumnya kami sudah set dan check sound. Selama proses ini mulai banyak hal yang aneh. Listrik storing, humming, lalu ada crew yang kesetrum ringan (padahal polarity sdh dicek OK. Alat mendadak rewel dan noise padahal sebelumnya tidak masalah.

Menjelang subuh kami pasrah. Yang penting buat kami: sound dan alat band sudah ready semua. Maka kami memutuskan cek sound setelah subuh. Apa kami bisa istirahat ? Ternyata malah beberapa crew melihat penampakan "Noni Belanda Berbaju Putih" di Terrace Hall. Akhirnya kita semua jadi bergadang dan stamina jadi drop waktu acara dimulai.

Yang jelas kita semua lupa berdoa sebelum memulai aktifitas. Sejak itu saya selalu ingatkan crew agar sebelum memulai setting agar berdoa dulu sesuai keyakinan masing2. Tentunya dengan tidak lupa "permisi" dalam hati dengan "penunggu" tempat itu. Percaya atau tidak, kita sendiri pasti marah juga kalau ada orang berisik di depan rumah kita tanpa permisi terlebih dahulu bukan ? - Krisnoegroho Jakarta
Menghilangkan bunyi B, P dan T dalam rekaman

Dalam rekaman vokal, seringkali sang penyanyi menimbulkan ledakan bunyi PLOSIVE tiap kali mengucapkan hurup B, P dan T.

Untuk mengatasi ini, saya menggunakan sebatang pinsil dan meletakkannya di antara bibir vokalis dan mic waktu rekaman. Percaya atau tidak, cara ini sangat ampuh - AJ studio 15
Mixer Digital

Selain banyak kemudahan yang diberikan mixer digital, ada juga beberapa kelemahannya. Kelemahan ini terutama karena kita belum tangkas menangani mixer digital. Belum tangkas tentunya karena kita belum terbiasa dengan menu-menu mixer digital.

Untuk menghadapinya maka saya menyarankan agar setiap kali kita memegang mixer digital kita harus selalu sabar. TIDAK TERBURU-BURU adalah kata kuncinya.  Luangkan waktu yang cukup untuk hanya berduaan dengan mixer. Setting speaker dan tiap channel dengan santai dan tuntas. Sekali kita sudah menyelesaikannya, maka selanjutnya kita tidak perlu repot-repot lagi. Semoga berhasil - Dedy Makassar



sumber : http://www.operator-sound.com/

Operator Sound - Perlengkapan Lainnya

DI BOX PASIF vs AKTIF

DI Box, senjata rahasia soundman di seluruh dunia, dibagi menjadi dua macam jenis berdasarkan sirkuitnya. Pada DI Box aktif terdapat sirkuit amplifier yang berguna untuk menguatkan, sementara pada DI Box pasif terdapat sebuah transformer yang mengubah sinyal.

Kedua jenis DI Box ini sangatlah menguntungkan. DI Box pasif dapat bekerja tanpa power apapun dan mempunyai kemampuan untuk mengurangi noise dari sirkuit tersebut. Namun untuk menghasilkan suara yang bagus, dibutuhkan transformer yang bagus juga. Sehingga dengan transformer yang bagus, otomatis harga juga akan semakin mahal.

Di sisi lain, DI Box aktif mempunyai kemampuan untuk mendorong sinyal dengan lebih kuat melalui kabel panjang dan mempunyai kualitas yang bagus hanya dalam harga yang lebih murah. Namun DI Box aktif harus ditenagai oleh batere/phantom power, atau AC/DC power supply. Jika DI Box aktif kekurangan power, suara yang dihasilkan akan distort (pecah), sehingga sangatlah mengganggu.

Lalu mana yang perlu dipilih? Ketika instrumen yang sedang beraksi mempunyai sinyal tinggi, DI Box pasif ber-transformer baik merupakan pilihan. Jika instrumen tersebut mempunyai sinyal lemah, dibutuhkan DI Box aktif. Bila anda menginginkan DI Box yang murah namun dapat diandalkan, pilihlah DI Box aktif. Namun jika budget tidak masalah, DI Box pasif dapat dijadikan pilihan. Selamat memilih! - John Christopher

Dalam suatu acara, bilamana anda sering mendengar bunyi popping dan sibilance yang cukup mengganggu dari sebuah mic, maka anda membutuhkan yang namanya windscreen.

Apa itu windscreen? Windscreen adalah sebuah aksesori yang sangat penting dalam penggunaan live show di mana alat ini dipasangkan tepat di atas kapsul microphonenya. Cara kerja windscreen sebenarnya cukup sederhana. Angin yang dihembuskan dari mulut  sebagai penyebab popping, diblokir oleh windscreen sehingga angin itu tidak sampai mencapai kapsul microphonenya sehingga bunyi popping dapat dihindari.

Mayoritas microphone sebenarnya sudah mempunyai windscreen internal, namun popping kadang masih terjadi maka anda membutuhkan windscreen. Di pasaran, windscreen tersedia atau dijual dalam berbagai macam warna, disain, dan ketebalan. Masing-masing dapat digunakan pada situasi tertentu.

Fungsi windscreen, selain menyelesaikan masalah pada popping, juga dapat mengurangi sibilance. Bagaimana caranya? Windscreen mempunyai kemampuan untuk memotong frekuensi high, di mana letak frekuensi sibilance berada. Dengan begitu sibilance pun dapat berkurang jika mic tersebut dipakaikan windscreen.

Dalam memasangkan windscreen, kualitas windscreen juga harus mendapat perhatian karena kualitas windscreen  sangat mempengaruhi suara yang tertangkap microphone. Oleh karena itu, semakin baik kualitas sebuah windscreen, semakin sedikit popping yang akan muncul.

Demikian penjelasan ini, semoga anda semakin mengerti kegunaan dari sebuah windscreen.
John Christopher
Dalam suatu acara, bilamana anda sering mendengar bunyi popping dan sibilance yang cukup mengganggu dari sebuah mic, maka anda membutuhkan yang namanya windscreen.

Apa itu windscreen? Windscreen adalah sebuah aksesori yang sangat penting dalam penggunaan live show di mana alat ini dipasangkan tepat di atas kapsul microphonenya. Cara kerja windscreen sebenarnya cukup sederhana. Angin yang dihembuskan dari mulut  sebagai penyebab popping, diblokir oleh windscreen sehingga angin itu tidak sampai mencapai kapsul microphonenya sehingga bunyi popping dapat dihindari.

Mayoritas microphone sebenarnya sudah mempunyai windscreen internal, namun popping kadang masih terjadi maka anda membutuhkan windscreen. Di pasaran, windscreen tersedia atau dijual dalam berbagai macam warna, disain, dan ketebalan. Masing-masing dapat digunakan pada situasi tertentu.

Fungsi windscreen, selain menyelesaikan masalah pada popping, juga dapat mengurangi sibilance. Bagaimana caranya? Windscreen mempunyai kemampuan untuk memotong frekuensi high, di mana letak frekuensi sibilance berada. Dengan begitu sibilance pun dapat berkurang jika mic tersebut dipakaikan windscreen.

Dalam memasangkan windscreen, kualitas windscreen juga harus mendapat perhatian karena kualitas windscreen sangat mempengaruhi suara yang tertangkap microphone. Oleh karena itu, semakin baik kualitas sebuah windscreen, semakin sedikit popping yang akan muncul.

Demikian penjelasan ini, semoga anda semakin mengerti kegunaan dari sebuah windscreen.
John Christopher
Dalam suatu acara, bilamana anda sering mendengar bunyi popping dan sibilance yang cukup mengganggu dari sebuah mic, maka anda membutuhkan yang namanya windscreen.

Apa itu windscreen? Windscreen adalah sebuah aksesori yang sangat penting dalam penggunaan live show di mana alat ini dipasangkan tepat di atas kapsul microphonenya. Cara kerja windscreen sebenarnya cukup sederhana. Angin yang dihembuskan dari mulut  sebagai penyebab popping, diblokir oleh windscreen sehingga angin itu tidak sampai mencapai kapsul microphonenya sehingga bunyi popping dapat dihindari.

Mayoritas microphone sebenarnya sudah mempunyai windscreen internal, namun popping kadang masih terjadi maka anda membutuhkan windscreen. Di pasaran, windscreen tersedia atau dijual dalam berbagai macam warna, disain, dan ketebalan. Masing-masing dapat digunakan pada situasi tertentu.

Fungsi windscreen, selain menyelesaikan masalah pada popping, juga dapat mengurangi sibilance. Bagaimana caranya? Windscreen mempunyai kemampuan untuk memotong frekuensi high, di mana letak frekuensi sibilance berada. Dengan begitu sibilance pun dapat berkurang jika mic tersebut dipakaikan windscreen.

Dalam memasangkan windscreen, kualitas windscreen juga harus mendapat perhatian karena kualitas windscreen sangat mempengaruhi suara yang tertangkap microphone. Oleh karena itu, semakin baik kualitas sebuah windscreen, semakin sedikit popping yang akan muncul.

Demikian penjelasan ini, semoga anda semakin mengerti kegunaan dari sebuah windscreen.
John Christopher
Menyeimbangkan low dan hi di telinga manusia
Pada penelitian Bapak Fletcher dan Munson, telinga manusia tidak dapat mendengar frekuensi yang sangat rendah dan frekuensi yang sangat tinggi. Telinga manusia lebih sensitif terhadap frekuensi mid, dimana vokal manusia berada dalam frekuensi tersebut.

Pernahkah kalian mendengar EQ bentuk smile face ? Itu merupakan salah satu cara untuk menyeimbangkan semua frekuensi pada telinga manusia, karena mid yang dominan dapat dicut dan frekuensi low dan high dapat diboost dengan EQ smile. Namun tanpa EQ smile, frekuensi dapat diseimbangkan dengan mengatur volume sehingga balans frekuensinya.

Apa yang membuat pengaturan volume dapat mengatasi kekurangan frekuensi low dan high? Speaker pada volume rendah memproduksi frekuensi mid yang lebih dominan dibanding frekuensi low dan high. Ketika volume speaker semakin meningkat, frekuensi low dan high dapat meningkat juga. Ketika volume terlalu besar, frekuensi low dan high dapat terlalu dominan hingga frekuensi mid dapat tenggelam.

Selain itu tombol bass boost dapat digunakan. Ini merupakan kecenderungan orang untuk mengerti guna tombol ini. Mayoritas orang berpikir bahwa tombol ini akan membuat frekuensi low yang lebih mendentum. Namun ternyata guna tombol ini adalah memboost frekuensi low dan high sehingga dapat seimbang dengan frekuensi high tersebut. Tetapi tombol ajaib ini hanya berfungsi pada volume rendah dari speaker. Ketika tombol ini digunakan pada volume yang lebih besar, frekuensi low dan high akan terlalu dominan.

Dengan ini telah dijelaskan beberapa cara menyeimbangkan frekuensi yang kurang terdengar pada telinga kita, seperti yang dikatakan dalam Fletcher Munson Curve - John Christopher
DRUM AKUSTIK VS DRUM ELEKTRIK

Sebagai drummer, saya pribadi lebih menyukai drum akustik daripada drum elektrik. Disini saya akan mereview sedikit plus minus dari keduanya berdasarkan pengalaman saya.

Subyek
   

Drum akustik
   

Drum electric

Over Volume
   

Sangat mungkin terjadi karena tiap player berbeda power pukulannya. Bila ruangan kecil SoundMan tidak punya full control atas suara yang diperdengarkan. Malah bisa terjadi suara drum menutupi suara instrument lain
   

Tidak terjadi masalah over-volume karena ada volume control, sehingga SoundMan memiliki full control. Drum electric sangat baik untuk ruangan kecil



Feel dan touch
   

Feel dan touch dari membran drum akustik benar-benar natural dan nyaman dimainkan oleh pemain drumnya.
   

Feel dan touchnya agak kalah dibandingkan drum akustik. Kecuali bila kita bersedia merogoh kocek cukup dalam untuk membeli drum elektrik yang mahal dengan feel dan touch mirip akustik

Tune
   

Sangat mungkin terjadi salah tuning drum membran sehingga suaranya agak fals. Suara fals cukup sulit diperbaiki oleh drummer.
   

Tune sudah sangat baik karena lewat program preset (bank) yang sudah dipilih dengan baik oleh pembuat drumnya. Biasanya cuma tinggal minor tuning supaya dapat sound yang disukai pemainnya. Di mixer SoundMan juga biasanya EQ flat sudah cukup

Groove
   

Drum akustik idealnya akan menggunakan banyak mic, jadi memudahkan SoundMan untuk mengatur groove yang tepat. Bila groove lagu ada di snare drum, maka cukup fader snare dinaikkan 3 dB akan langsung membuat perbedaan
   

Hanya ada 2 output: Left dan Right, jadi agak sulit bila ingin menonjolkan bagian drum tertentu. Hal ini bisa dilakukan oleh sang pemain yang mengatur balans di modul drum elektriknya. Tapi biasanya pemain drum cenderung mau semua soundnya seimbang, atau terpaksa soundman harus agak ribet memboost/cut frekuensi tertentu untuk bisa membuat perbedaan

Monitor pemain
   

Monitor digunakan pemain hanya untuk mendengar alat musik yang lain dan vokalis
   

Monitor harus mengeluarkan suara drum itu sendiri, baru instrumen musik yang lain. Sangat perlu memiliki monitor/headphone yang bagus sehingga pemain akan merasa nyaman memainkan drumnya

Baik drum elektrik ataupun drum akustik, semua ada plus minusnya, sekarang pilihan ada di kita. Yang penting adalah kendala dengan drum harus dapat diatasi - loui
Tes Polarity tanpa Phase-Checker

Penting sekali bagi kita memastikan bahwa sambungan + dan – dari kabel speaker kita tidak terbalik sehingga speaker-speaker kita In-Phase satu sama lain. Gejalanya Out-Phase adalah nada-nada low / bas menghilang. Tetapi bila anda tidak yakin dan tidak memiliki alat PHASE-CHECKER, maka tes sambungan kabel speaker anda dengan cara berikut:

1. Putar CD lagu yang banyak mengandung nada low/bass. Keraskan speaker low (subwoofer) dan dengarkan bunyi basnya baik-baik.

2. Setelah itu kecilkan volume dan balik kabel speaker di salah satu speaker (Yang tadinya + kini menjadi -, yang tadinya – menjadi +). Besarkan kembali CD tersebut.

Sambungan kabel + dan – yang benar adalah yang menghasilkan bunyi low paling besar. Selamat mencoba – Kbapps.com
Headphone

Headphone berguna untuk tugas mixing, tetapi ingat, suara ruangan kita (ambiance) berbeda sedikit dengan apa yang kita dengar di headphone. Untuk mendapatkan mixing yang baik harus dilakukan tanpa headphone, yaitu dengan mendengar apa yang penonton dengar. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengatur suara dengan benar – Dr. Dale A. Robbins
SPL noise lingkungan kerja

Berikut adalah data SPL lingkungan (noise) untuk keperluan set-up sound system di lapangan:

- Batas pendengaran manusia 130 dB

- Obrolan manusia secara normal 40 - 60 dB

- Jalan raya yang sibuk dari jarak 10 meter 60 - 80 dB

- Televisi di rumah dari jarak 1 meter + 60 dB

- Ketukan palu dari jarak 1 meter + 100 dB

Agar terdengar jelas, sound kita harus ber SPL lebihi dari noise lingkungan di atas - wikipedia
Bunyi B, P dan T dalam rekaman

Dalam rekaman vokal, seringkali sang vokalis menimbulkan ledakan bunyi PLOSIVE tiap kali mengucapkan hurup B, P dan T. Hal ini juga kerap terjadi walaupun saya sudah menggunakan windscreen.
Untuk mengatasi ini, saya sering menggunakan sebatang pinsil dan meletakkannya di antara bibir vokalis dan mic waktu rekaman. Percaya atau tidak, cara ini sangat ampuh - AJ studio 15
Tuning ruangan

Salah satu hal penting dalam pembuatan studio musik adalah tuning ruangan agar berespons flat. Menggunakan EQ untuk tuning ruangan studio tidak disarankan, karena bunyi di tiap posisi dalam ruangan berbeda-beda.

Penggunaan absorber (penyerap) dan diffuser (pemecah pantulan) akan menolong lebih baik dalam tuning ruangan. Absorber dan diffuser juga dapat menolong mengurangi bunyi pantulan reverb.

Apapun bentuk ruangannya, maka tips berikut dapat digunakan:

Coba tepuk tangan 1 kali di berbagai posisi dalam ruangan, dengarkan apakah ada bunyi tertentu tetap tinggal setelah tepukan berhenti. Bila nada menonjol tersebut adalah nada high / mid, maka gunakan absorber tipis seperti foam atau fiberglass. Letakkan bahan tersebut di berbagai tempat agar bunyi high / mid tersebut berkurang Penggunaan diffuser berbentuk sirip atau petak-petak juga dapat mengurangi bunyi high-mid ini.

Selalu tempatkan bass-trap di sudut-sudut ruangan dan siku atap. Menggunakan karpet atau alas-telur tanpa bass-trap akan membuat ruangan anda menjadi mati (tanpa high-mid) tetapi sekaligus juga boomy – Ethan Winner
Musisi bandel

Banyak panggung live-music beruntung mendapatkan musisi berbakat di panggungnya. Tetapi kadangkala ada beberapa pemusik yang merasa perlu bermain keras. Masalah ini makin menjadi-jadi apabila pemusik tersebut dapat mengontrol sendiri volumenya melalui amplinya. Operator sound akan sulit sekali mendapatkan mix yang baik bila pemusik ini menaikkan volumenya sehingga menutupi yang lain. Meminta pemusik tersebut mengecilkan suaranya biasanya tidak ampuh. Suara akan mengecil sementara, lalu kemudian membesar lagi.

Untuk mengatasi hal ini, maka jelaskan pada musisi tersebut bahwa anda sangat ingin agar hadirin mendapat sound terbaik yang enak dan nyaman. Minta pemusik tersebut untuk mempercayai anda. Sebagai langkah kedua, rekam penampilan mereka dengan sebuah mic atau handycam, lalu saksikan bersama pemusik tersebut. Rekaman ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemusik tersebut terlalu keras ! – SoundAudioSystem
Membuat ruangan bersuara indah

Hanya ada satu hal yang membuat ruangan bersuara indah : REVERB. Reverb yang memantulkan seluruh frekuensi secara merata dalam jumlah yang cukup akan dapat membuat ruangan bersuara indah. Bila reverb terlalu panjang, maka kejelasan suara akan berkurang.

Mendesain ruangan dengan baik jauh lebih murah dibandingkan memperbaikinya kemudian. Dalam membuat ruangan yang baik soundnya, ada 3 hal yang harus diperhatikan:

1. Gelombang bas harus dapat terbentuk sempurna. (Frekuensi 20 Hz memerlukan jarak min. 17,5 meter baru terbentuk sempurna). Ruangan kecil sebaiknya memiliki atap yang tinggi, sehingga gelombang bas dapat berjalan lengkap dan terbentuk sempurna.

2. Dimensi ruangan tidak boleh kelipatan angka yang sama. Misalnya panjang 6 meter, lebar 12 meter, dengan tinggi 3 meter. Dimensi ini akan menimbulkan masalah serius dengan munculnya frekuensi tertentu yang dapat menyebabkan feedback.

3. Tidak ada (atau seminimal mungkin) dinding paralel atau atap paralel. Kemiringan 12 derajat akan sangat menolong menghilangkan terlalu banyak pantulan, sehingga feedback dapat dihindari.

Setelah itu semua selesai dan ruangan masih memantulkan terlalu banyak echo, penggunaan panel ABSORPTION dan panel DIFFUSION akan sangat menolong. Bantuan ahli akustik diperlukan dalam hal ini – disadur dari Matt PCMus
Pertempuran di panggung

Di panggung live, kadang-kadang pemusik mengeluh: "sulit sekali memonitor suara instrumen saya di panggung ini".

Kesulitan ini terjadi karena panggung biasanya hingar-bingar. Keadaan hingar-bingar terjadi  karena semua adu keras dengan memperbesar bunyi ampli masing-masing. Sebaiknya tiap ampli tidak terlalu keras tetapi pemusiknya tetap dapat memonitor bunyinya dengan baik. Untuk mengatasinya coba lakukan hal-hal berikut:

1. Pertama-tama, pindahkan arah hadap masing-masing ampli / monitor. Contoh : Ampli gitar hadap kiri, ampli keyboard agak mendongak hadap kanan, dsb. Tentunya tetap menghadap ke pemusikterkait.

2. Coba tonjolkan suara instrumen pemusik di monitor nya masing-masing. Misalnya di monitor pemain gitar, kecilkan bunyi instrumen lain yang di monitor tersebut sehingga suara gitarnya menjadi menonjol. Jadi pemain gitar mendengar suara gitar nya melalui 2 speaker : amplinya dan monitornya. Setelah itu, minta pemain gitar tersebut mengecilkan amplinya. Otomatis maka bunyi gitar di atas panggung akan menjadi kecil dan fokus hanya ke pemain gitar saja. Hal ini akan mengurangi 'hingar bingar' panggung.

3. Perhatikan cara bermain para pemusik di panggung. Jika kita mendengar bahwa suara gitar menutupi suara keyboard (atau sebaliknya), maka coba minta para pemusik untuk main di oktaf yang berbeda (gitar oktaf yang lebih tinggi, keyboard oktaf middle, bas oktaf rendah).

4. Bila kita merasa suara drum terlalu keras, coba atur suara di monitor drum. Biasanya karena monitor drum terlalu kecil maka pemain drum main lebih keras. Hal yang sama juga berlaku di monitor instrumen lain. Jangan lupa untuk menghadapkan speaker monitor ini ke arah telinga pemusiknya. Jangan ke arah lutut atau punggungnya!

5. Bila pertempuran antara alat musik masih tetap seru di panggung, coba bagi frekuensi suara semua amplifier di panggung. Gitar disetel agak high dengan cara mid dan low dikurangi. Bas dikurangi high dan mid nya. Keyboard dikurangi high dan low. Jadi masing-masing ampli memiliki jatah frekuensi masing-masing. Tentu sebelumnya dikomunikasikan dan didiskusikan terlebih dahulu dengan para pemusik terkait.

Insya Allah tidak terjadi pertempuran suara lagi  - JS gims
Mono is good !!

Jangan terlalu kreatif menciptakan mixing stereo dalam live-show. Anda mungkin menikmatinya dari belakang mixer, tetapi sedikit sekali penonton yang berada dalam posisi tepat untuk menikmati stereo-image yang anda ciptakan. Faktanya adalah penonton di sisi kiri mengalami kesulitan mendengar suara yang di pan ke kanan. Begitu juga sebaliknya. Karena itu, tetap gunakan simpel mono-mix - Robin Stephenson
Ruangan dengan banyak pantulan

Ruangan dengan banyak reverb (pantulan suara) adalah kutukan. Sound intelligibility (kejelasan dan kejernihan suara) akan hilang dalam ruangan seperti ini.

Dalam menghadapi ruangan seperti ini, ingat Golden Rule “Kejelasan suara akan meningkat bila suara datang dari satu sumber saja”. Rule ini dikembangkan dari teori tentang Comb Filtering (phase cancellation dari pantulan-pantulan suara).

Menempatkan speaker di satu titik akan sangat menolong menghindari hal ini. Selain itu feedback mic juga akan berkurang. Coba saja - Phaenelagh Burnett LENARD AUDIO
Peak

Kalau kita tidak memiliki Peak / Clipping Meter di sistem sound kita, coba tutup lubang telinga anda dengan jari, lalu dekatkan kepala anda sedekat mungkin dengan speaker. Ini akan menolong kita untuk mendengarkan bunyi peak / clipping yang tak terdengar. Saya mendapati horn saya peak / clipping dengan cara ini. - Brandon Arender
Berurusan dengan Klien

Bila kita harus menangani sound dari samping panggung, adalah ide bagus untuk bertanya pada seseorang di penonton tentang sound yang kita hasilkan. Pastikan orang yang anda tanya dapat anda percaya (contoh : jangan bertanya pada lansia yang pendengarannya sudah pasti menurun !). Adalah lebih baik bila kita bertanya pada panitia penyelenggara. Lakukan perbaikan sesuai sarannya, tapi seperlunya saja jangan terlalu drastis juga. Bagaimana pun juga, bisnis mereka dipengaruhi oleh volume suara kita - Scott H dari PA System
Lindungi telinga Anda

Alat yang paling penting untuk Operator Sound adalah telinga. Bila telinga mengalami kerusakan, maka hasil kerja kita tidak akan optimal.

Pastikan agar melindungi telinga anda dengan mengawasi agar kita menghindari bunyi diatas 130 dB secara berlebihan.

Untuk mengetahui keadaan telinga kita, dapat dilakukan tes Audiometry. Laboratorium Klinik Umum seperti HiLab di beberapa kota dapat melakukan hal ini dengan biaya terjangkau. Dengan tes Audiometry, maka kita dapat mengetahui kepekaan telinga kita terhadap frekuensi suara yang berbeda-beda.

Secara umum, kita dapat mengetahui keberadaan telinga kita dengan tes WHO berikut :

- Telinga baik = Mampu mendengar orang berbisik

- Telinga agak rusak = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan secara normal dari jarak 1 meter

- Telinga agak butuh alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara dikeraskan dari jarak 1 meter.

- Telinga harus dibantu alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara berteriak dari jarak 1 meter - JS
Feedback dari Subwoofer

Menghindari feedback adalah tugas utama operator sound live. Agar resiko feedback dari subwoofer berkurang, maka suara vokal tidak boleh ada di subwoofer.

Caranya mudah : pasang CD yang ada suara vokalnya, lalu hidupkan hanya subwoofer tersebut. Set Crossover sub hingga tidak ada lagi bunyi vokal penyanyi di situ – Benjamin Soegiaman

Sumber : http://www.operator-sound.com/

Operator Sound - Akustik Ruangan

Pidato tidak jelas karena salah akustik

Pernahkah anda mendengar orang pidato, tetapi sulit atau tidak bisa menangkap apa yang dikatakannya ?

Tidak jelasnya ucapan terutama karena kita sulit membedakan suara pengucapan huruf mati, seperti membedakan "B" dengan "D", dan "P" atau bahkan dngan "T". Atau membedakan "M" dengan "N".

Penyebabnya bisa dari penyetelan equalizer yang terlalu dominan di mid-low (suara bindeng atau mendem), bisa juga dari terlalu banyak reverb, baik dari penyetelan efek ataupun reverb dari ruangan sendiri.

Ruangan dengan akustik yang salah akan sangat berbahaya untuk rekaman. Karena bukan hanya suara penyanyi tidak jelas, tetapi suara alat musik pun akan terpengaruh - benjamin sugiaman
Cek ruangan dengan tepuk tangan

Ada ruangan dimana nada-nada low dominan. Ada pula ruangan dengan suara mid dominan. Lalu ada ruangan dengan suara kombinasi dominan. Bagaimana cara mengetahuinya ?

Beberapa orang menyarankan teknik tepuk tangan. Ini jelas pandangan yang salah. Mengapa ? Karena tepuk tangan hanya bunyi dari 500 Hz ke atas dengan puncak di 1-2 kHz. Tepuk tangan tidak menghasilkan nada  low.

Bila tepuk tangan tidak menghasilkan nada low, bagaimana kita bisa tahu ruangan ini dominan low atau tidak ?

Tepuk tangan hanya berguna untuk menduga besarnya pantulan dalam ruangan tersebut. Besar pantulan ini bisa diukur dengan alat RT-60 untuk mendapatkan hasil yang presisi - JS
Menata akustik yang baik

Sudah pernah mendengar atau mengalami, dimana hasil mixing studio kita berbeda waktu didengar di studio lain ? Jadi lebih gemuk sampai 'blobor' atau sebaliknya. Atau bassnya kopong, mid high tidak sama ? Dan hasilnya juga berbeda waktu kita pindah ke studio yang lain lagi !

Hal itu kebanyakan disebabkan karena karakter akustik masing-masing studio yang tidak sama. Beberapa studio dan gedung pertemuan yang akustiknya betul-betul tertata baik adalah yang benar-benar menghabiskan biaya mahal. Baik biaya konsultan, maupun bahan dan pengerjaannya.

Jadi bagaimana caranya membuat akustik yang standar dan layak pakai ? Tentu saja dengan menata akustiknya dengan baik, sehingga hasil mixingnya bila didengar di tempat lain (termasuk juga didengar di studio bagus) tidak terlalu jauh berbeda.

Kita hanya bisa berusaha sekuatnya dengan budget terbatas. Tetapi jangan kecil hati. Dengan mengetahui masalah yang ada di ruangan, maka anda pasti bisa memecahkannya. Sayangnya pembahasan berbagai masalah akustik ini akan sangat panjang dan perlu contoh / studi kasus. Beruntung saya dengar sudah ada training "Akustik Ruangan". Semoga kelas ini bisa meningkatkan kualitas home studio rekan-rekan. Amin - benjamin sugiaman
Acrylic untuk ruang drum

Banyak pendapat tentang menggunakan Acrylic untuk mengurangi kekerasan suara pemain drum. Berikut saya ingin share pengalaman saya menggunakan Acrylic.

Acrylic ini memang sangat baik untuk meredam bunyi drum yang ada di panggung, supaya tidak terlalu bising ke penonton, tetapi kesalahan yang kami buat adalah drum kami ada di pojok, dan tembok di belakang pemain drum tidak dipasangi peredam yang baik, sehingga bunyi bising drum malah memantul dan terfokus memancar keluar melalui atas acrylic (acrylic kami tidak tertutup full dari lantai ke atap, melainkan hanya mengitari saja)

Menurut saya, kalau mau yang benar-benar aman, acrylic harus mengurung pemain drum full seperti aquarium. Tetapi harus dipikirkan ventilasi dan pengatur suhunya agar pemain drum merasa nyaman. Juga harus diperhitungkan peredam yang benar di belakang pemain drum agar suaranya malah tidak memantul-mantul dalam aquarium acrylic tersebut.

Dengan cara demikian tidak akan ada suara bocor dari panggung dan SoundMan memiliki full control atas suara drum yang akan diperdengarkan ke penonton - loui


sumber : http://www.operator-sound.com/

Operator Sound - Mic Kabel

MIc CONDENSOR DIAFRAGMA BESAR DAN KECIL
Condensor mic berdasarkan bentuknya terbagi dua. Large Diaphragm Condensor (LDC) dan Small Diaphragm Condensor (SDC) merupakan dua mic yang sangat berbeda. Selain berbeda dalam ukuran, suara yang dihasilkan dapat berbeda.

Mari kita bahas dengan seksama. Bagi sebagian orang LDC lebih baik dibanding SDC. Hal tersebut sangatlah tidak benar, karena LDC dan SDC digunakan untuk keperluan berbeda. LDC biasanya digunakan untuk merekam vocal serta alat music apapun yang membutuhkan suaranya dalam. Mitos mengatakan bahwa LDC menangkap frekuensi low dengan lebih baik namun hal itu salah. SDC menangkap frekuensi low lebih baik dan rata dengan frekuensi lainnya.

Jika LDC dapat menghangatkan suara, SDC dapat membuat suara lebih padat. Dan karena diaphragm yang lebih kecil, SDC lebih cepat menangkap suara atau disebut dengan fast transient response. Dalam hal ini SDC lebih sering digunakan untuk paduan suara, orchestra, drum, dll.

LDC mempunyai sensitifitas yang lebih tinggi dibanding SDC sehingga noise lebih rendah dan gain preamp atau mixer dapat diturunkan. Namun LDC mempunyai daya cakup yang lebih sempit dari SDC. Sehinggga dalam konfigurasi live, LDC lebih rentan feedback jika digunakan untuk paduan suara, orchestra, drum. Mengapa demikian? Daya cakup yang sempit membutuhkan gain yang lebih besar agar semua area dapat dicakup dengan baik.

Dibalik kehebatannya, SDC juga mempunyai kelemahan yaitu noise yang lebih besar dibanding LDC serta sensitifitas yang lebih rendah. Namun dengan adanya noise tersebut, suara yang dihasilkan lebih natural. Karena itu kita mencintai noise jika hal tersebut belum mengganggu.

Jika dihadapkan pilihan mana yang lebih baik untuk dibeli pertama? Keduanya tentu baik, namun jika penulis disuruh menjawab. Penulis akan memilih SDC karena versatility-nya yang dapat menguntungkan dimanapun - John Christopher
MEMilih kabel

Kualitas kabel sangat mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Hal ini perlu mendapat perhatian karena kabel, khususnya kabel audio tersedia dalam berbagai merk, tipe, dan kualitas.

Kabel yang jelek dapat menghasilkan noise yang besar serta sinyal yang terpotong. Namun, kabel yang baik noisenya akan lebih kecil bahkan bisa nol. Selain itu sinyal yang keluar pun mendekati sama besar dengan sumbernya.



Kualitas kabel sangat terasa jika kabel tersebut mencapai kepanjangan tertentu. Pada kabel yang sangat panjang, akan mudah mengetahui kabel yang baik dan yang jelek. Oleh karena itu, pilihlah kabel audio yang baik agar suara yang keluar baik dan jernih. Berbagai merk yang ada di pasaran adalah: Tara Labs, Kimber, Wireworld, Analysis Plus, XLO/VDO, Cardas, Van Den Hul, Synergistic Research, Nordost, MIT, Vampire, Acoustic Zen, dan si legendaries Canare - John Christopher
Rahasia impedansi Mic dan Pre-Amp

Menyesuaikan impedansi (tahanan / resistor) mic dan pre-amplifier sering di salah-artikan. Mic dan pre-amp dengan impedansi sama belum tentu menghasilkan bunyi yang memuaskan. Mari kita pelajari lebih lanjut hal ini.

Setiap mic memiliki impedansi output tertentu. Begitu juga setiap pre-amplifier memiliki impedansi input tertentu. Simbol untuk impedansi ini adalah Z. Karena itu kata-kata Hi-Z dapat digunakan untuk impedansi mic dan impedansi pre-amp (Pemain gitar sangat familiar dengan Hi-Z ini).

Di lapangan, impedansi input pre-amp sangat mempengaruhi bunyi sound yang akan direkam. Ini sebenarnya adalah hasil dari interaksi output impedansi mic vs input impedansi pre-amp, yang kemudian menyebabkan perbedaan karakter bunyi seolah-olah seperti di-EQ. Interaksi ini berjalan dengan cara unik, terutama bila terjadi antara mic desain khusus seperti Neumann U87. Neumann U87 akan menghasilkan karakter bunyi unik bila dipertemukan dengan pre-amp Focusrite Red 7.

Beberapa pre-amp memiliki fasilitas untuk memilih impedansi nya seperti :

- Focusrite ISA 428 Pre Pack dengan 4 pilihan impedansi (600O, 1k4O, 2k4O, 6k8O)

- Summit Audio 2 BA-221 dengan tombol pilihan impedansi dari 100O-10kO

Menyesuaikan impedansi mic dan pre-amp hingga bernilai sama kurang disukai karena akan mengurangi level dan rasio signal to noise (S/N) hingga 6 dB. Untuk mic dynamic dan condensor, input impedansi pre-amp yang disukai biasanya 10 kali lipat impedansi output mic.
Lakukan eksperimen dengan mengubah-ubah input impedansi pre-amp anda. Anda tidak akan merusak mic ataupun pre-amp melalui eksperimen ini. Tetapi kemungkinan besar anda akan mendapatkan karakter sound yang anda cari – www.sweetwater.com
5 tipe Microphone

Bunyi adalah hal ajaib. Berbagai bunyi yang kita dengar disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang berubah tiap detik. Yang menakjubkan adalah udara meneruskan perbedaan tekanan itu dengan sangat akurat, bahkan dalam jarak jauh.

Microphone pertama dibuat dengan cara menempelkan sebuah diagframa besi ke sebuah jarum, dan jarum ini menggoreskan sebentuk pola ke sepotong foil metal. Bila kita berbicara, maka tekanan udara yang dihasilkan akan menekan diagframa besi tersebut, yang kemudian menggerakkan jarum, yang kemudian direkam di atas metal foil. Bila kita menempatkan jarum kembali di atas metal foil, maka goresan di atas metal foil tersebut akan menggerakkan jarum, dan kemudian menggerakan diagframa lagi, yang akhirnya menciptakan bunyi yang persis sama. Sebuah cara reproduksi suara yang sangat mekanis !

Microphone modern mencoba untuk melakukan hal yang sama, tetapi dengan cara elektris. Sebuah mic kini menangkap berbagai variasi tekanan udara dan mengkonversinya menjadi sinyal elektrik. Hingga saat ini, telah berkembang 5 macam teknologi konversi ini, yaitu :

Mic Carbon. Mic yang paling tua dan sederhana ini menggunakan debu karbon. Teknologi ini digunakan di telepon yang pertama dibuat hingga telepon modern saat ini. Tekanan udara terhadap diagframa akan mengubah-ubah aliran listrik di debu karbon, yang kemudian mengubah-ubah resistansi listrik, dan akhirnya mengubah-ubah aliran listrik yang mengalir.

Mic Dynamic. Mic jenis ini memanfaatkan efek elektromagnet. Waktu sepotong magnet bergerak melintasi sebuah kawat (atau koil kawat), magnet tersebut akan mempengaruhi aliran listrik di kawat. Dalam mic dynamic, tekanan udara menggerakkan diagframa, yang kemudian menggerakan magnet atau koil dan menghasilkan listrik kecil.

Mic Ribbon. Dalam mic ribbon, sepotong pita tipis (ribbon) digantungkan di medan magnet. Tekanan udara akan menggerakkan pita dan mengubah aliran listrik di medan magnet tersebut.

Mic Condensor. Mic ini menggunakan kapasitor, dimana satu sisi plat kapasitor bergerak sesuai tekanan udara. Pergerakan ini akan mengubah kapasitansi kapasitor dan perubahan ini akan diperkuat untuk menghasilkan sinyal yang kuat. Mic condensor biasanya membutuhkan baterai untuk menghasilkan aliran listrik di kapasitor.

Mic Crystal. Mic ini memanfaatkan sifat kristal yang mengubah aliran listrik sewaktu sang kristal berubah bentuk. Dengan menempelkan diagframa di kristal, maka sang kristal akan mengubah aliran listrik waktu tekanan udara mengenai diagframa - www.electronic.howstuffworks.com
Mengambil suara Orkestra / Paduan Suara

Dalam merekam orkestra secara live, adalah lebih baik dan mudah menggunakan sistem stereo mic (2 mic) daripada banyak mic. Banyak mic akan menimbulkan kesulitan mixing. Kecuali anda memiliki jam terbang yang tinggi dan terbiasa dengan bunyi orkestra, maka me-mix stereo mic akan jauh lebih mudah dibandingkan banyak mic.

Ruangan tempat orkestra bermain juga bervariasi dari kering hingga luber reverb, karena itu saya menyarankan tiga teknik micking stereo berikut :

- teknik ORTF untuk ruangan dengan reverb luber.

- teknik Decca-Tree untuk ruangan bersound indah dengan reverb pendek.

- teknik XY untuk ruangan dengan reverb sedang.      

Teknik ORTF : tempatkan mic ala ORTF dengan posisi 1,2–2 meter di belakang Dirigen / Conductor. Posisikan mic 2 meter di atas panggung dengan posisi miring ke bawah 5 derajat. Teknik ini akan mengurangi bunyi ambience ruangan.

Teknik DECCA-TREE : gunakan 3 mic omni dengan gain mic tengah -5dB dibandingkan 2 mic lainnya. Letakkan persis di belakang Dirigen.

Teknik XY : gunakan 2 mic cardioid dengan posisi 2 meter di belakang Dirigen. Posisikan mic di atas panggung dengan posisi miring menghadap ke bawah 5 derajat.

Selama cek sound pastikan agar suara terkeras orkestra berada di -6 dB, karena biasanya waktu tampil, para pemusik akan main lebih keras dibandingkan waktu cek sound, sehingga anda terhindar dari peak - Georq Burdicek
Miking Stereo ORTF

Teknik ini pertama kali digunakan tahun 1960 an oleh Office de Radiodiffusion Télévision Française (ORTF) untuk menangkap suara stereo. Teknik ini menggunakan 2 buah mic cardioid yang ditempatkan dengan jarak 17 cm (jarak umum antara kedua telinga manusia) dengan  sudut 110 derajat.

Teknik ini sangat baik digunakan untuk menangkap bunyi mini grup musik yang sudah terbalance dengan baik (cth : orkestra, paduan suara besar, dsb.) - dari wikipedia
Teknik Blumlein

Ingin mendapatkan suara stereo ruangan (ambience) dalam rekaman anda ? Coba teknik mic stereo Blumlein yang diciptakan Alan Dower Blumlein tahun 1931. Walaupun usianya sudah lanjut, tapi teknik ini masih sangat efektif dalam menangkap bunyi ambience ruangan.

Teknik ini menggunakan dua buah mic Figure 8 (bi-directional) dengan posisi mirip seperti teknik XY, yaitu bersilangan 90 derajat satu dengan yang lainnya.

Salah satu aplikasi teknik Blumlein ini adalah dengan meletakkannya di atas pemain drum, dengan moncong mic mengarah ke drumnya. Kita akan mendapatkan sound yang si pemain dengar melalui cara ini – EQ Magazine
Mic dynamic dalam rekaman ?

Rekaman vokal tidak harus selalu menggunakan mic condenser. Pertimbangan untuk menggunakan mic dynamic patut diperhitungkan bila kita menghadapi terlalu banyak bunyi plosive B,P, dan T dan bunyi sibilance S, dan J dari si artis.

Beberapa pembicara voice-over menyukai mic dynamic EV RE-20 and SM-7 dalam rekaman. Bahkan Bono – vokalis U2 sering menggunakan SM-58 untuk merekam seluruh vokalnya di studio. Kenapa ragu menggunakan mic dynamic ? – Hal Robertson
Penempatan Mic untuk Grand Piano

DPA microphone, salah satu produsen mic terbaik dunia, menyarankan beberapa teknik pengambilan suara grand piano untuk hasil yang baik.

Hal utama yang harus diperhatikan untuk merepro suara grand piano yang baik adalah titik balance dari rasio hammer (pemukul) ke wood (kayu) dalam grand piano.

Tempatkan mic di atas hammer piano lalu geser pelan-pelan ke arah pinggir kayunya. Pilih titik dimana bunyi piano terdengar paling baik. Disitulah titik balance terbaik dimana mic harus ditempatkan.

Kadang-kadang titik balance ini berada di luar piano. Gambar A memperlihatkan penangkapan titik balance di luar piano dengan sepasang mic omni.



Bila kita menggunakan mic cardioid, maka seting ORTF (Gambar B) dan seting XY (Gambar C) juga bisa dijadikan acuan untuk mendapatkan suara grand piano yang baik.

Pilihan teknik miking lainnya yang disukai adalah dengan 2 mic omni yang ditempatkan di atas tuts piano (Gambar D). Jaga agar diagframa (moncong) mic harus saling menghadap satu dengan lainnya. Cari ketinggian yang paling baik suaranya.

Selamat mencoba – disadur dari dpamicrophones.com
Phantom Power (Tenaga Hantu) ?

Phantom Power adalah nama panggilan untuk arus listrik 48 volt yang diperlukan untuk membuat mic Condenser / Capacitor bekerja. Kata "Phantom" yang artinya "hantu" sangat sesuai karena memang kita tidak bisa melihat Power Supply -nya. Power Supply nya bisa ada di dalam MIXER dan tidak membutuhkan tambahan kabel untuk menyalurkan nya ke microphone.

Kata "Phantom" sendiri sesuai karena tidak akan terjadi perbedaan voltase diantara 2 conductor sinyal mic - kecuali jika microphone yang digunakan memang dirancang untuk menerima 48 volt. Sebuah microphone yang tidak di desain untuk menerima Phantom Power tidak akan mengenali adanya arus 48 volt ini (sepanjang mic tersebut memiliki output transformer yang umum).

Pada awalnya, mic Capacitor / Condenser dibuat sekaligus dengan Power Supply nya. Jadi bila kita menggunakan 10 mic Capacitor, maka kita juga harus menginstalasi 10 buah Power Supply nya. Tapi sejak 1966, Norwegian State Television ingin mengubah kebiasaan ini dengan memanfaatkan sistem listrik 48 volt yang kebetulan dimiliki Norwegia.

Pabrik mic Neumann menanggapi kondisi ini dengan menciptakan Neumann K84, mic Condenser pertama yang mendapatkan tenaga dari sistem listrik DC 48 volt dan bukannya dari Power Supply sendiri. Sejak itulah teknik Phantom Power digunakan. - RecordProducer.com
SARUNG MIC - WIND SCREEN

Dalam suatu acara, bilamana anda sering mendengar bunyi popping dan sibilance yang cukup mengganggu dari sebuah mic, maka anda membutuhkan windscreen.

Apa itu windscreen? Windscreen adalah sebuah aksesori yang penting dalam live show di mana alat ini dipasangkan tepat di atas kapsul mic. Cara kerja windscreen sebenarnya sederhana, Angin yang dihembuskan dari mulut (penyebab popping) diblokir oleh windscreen sehingga angin itu tidak sampai mencapai kapsul micnya, sehingga bunyi popping dapat dihindari.

Mayoritas mic sebenarnya sudah mempunyai windscreen internal, namun popping kadang masih terjadi, maka anda membutuhkan windscreen. Di pasaran, windscreen dijual dalam berbagai macam warna, disain, dan ketebalan. Masing-masing dapat digunakan pada situasi tertentu.

Fungsi windscreen, selain menyelesaikan masalah pada popping, juga dapat mengurangi sibilance. Bagaimana caranya? Windscreen mempunyai kemampuan untuk memotong frekuensi high, di mana letak frekuensi sibilance berada. Dengan begitu sibilance pun dapat berkurang jika mic tersebut dipakaikan windscreen.

Dalam memasangkan windscreen, kualitas windscreen juga harus mendapat perhatian karena kualitas windscreen sangat mempengaruhi suara yang tertangkap microphone. Oleh karena itu, semakin baik kualitas sebuah windscreen, semakin sedikit popping yang akan muncul.

Demikian penjelasan ini, selamat menggunakan windscreen - John Christopher
Menangkap suara ikan Paus ?

Tahukah anda, bahwa ada mic yang dapat menangkap suara di bawah permukaan air ?

Mic DolphinEAR Hydrophone dapat ditanam di bawah air hingga kedalaman 100 meter selama jangka waktu yang panjang untuk memonitor suara bawah laut (paus, lumba-lumba, kapal selam, suara orang dari kapal, dsb)

Mic ini juga dapat juga ditanam di dalam es untuk menangkap suara lomba ice-skating. Mic ini juga dapat ditanam di dalam tanah untuk mendengar bunyi vibrasi gedung, atau bunyi hewan dalam tanah, atau bunyi kendaraan yang lewat.

Mic ini bukan mic Condensor, dengan pola penangkapan suara omni-directional  dan dapat menangkap range frekuensi 15 Hz - 20kHz

Anda tertarik menempatkan lagu lumba-lumba sebagai sound-effect  ? - dolphinEar.com
TRS vs TS dan Stereo vs Mono

Konektor TRS (Tip Ring Sleeve) digunakan untuk koneksi balance. Di konektor ini sebenarnya sinyalnya hanya satu. Tip untuk sinyal + dan Ring untuk sinyal - (kebalikan fasa sinyal +), Jadi konseksi TRS sebenarnya adalah mono alias satu sinyal.

Pengertian stereo adalah "2 sinyal" dimana Tip untuk jalur kiri dan Ring untuk jalur kanan. Keduanya hanya sinyal positif tanpa sinyal negatif.

Konektor TS dipakai untuk koneksi unbalance, yaitu mono satu sinyal positif tanpa sinya negatif. Konektor TS sama mononya dengan balance TRS.

Kepada rekan-rekan soundman, kami menghimbau agar menghindari salah pengertian dengan menyebutkan : TRS sebagai balance dan TS unballance untuk sistem koneksi. Dan kita bedakan dengan nama konektor Mono dan Stereo untuk menyatakan sinyal mono dan sinyal kiri-kanan - Benjamin Soegiaman
Mic biola dan saxophone

Bruce Bartlett, pengarang “Practical Recording Techniques” menyarankan kita untuk mengambil suara biola dengan menempatkan sebuah mic condenser yang flat dengan jarak 30-70 cm di atas, Bila suara nya terlalu mid, maka geser mic agak ke samping.

Untuk sax, tempatkan sebuah mic condenser / dynamic flat sedikit di atas corong dan kira-kira sejauh 45 cm dari corong. Mic diletakkan menghadap sisi kanan pemain – Focal Press
Frekuensi wireless mic

Federal Communications Commision (FCC / Badan pengatur gelombang komunikasi Amerika)  kini mulai memaksa stasiun televisi untuk berpindah ke jalur televisi digital.

Bila hal ini benar terjadi, maka efeknya akan sangat besar bagi pengguna mic wireless. Sampai saat ini, masih banyak wireless mic dengan frekuensi UHF yang jatuh di antara 746-806 MHz, dimana frekuensi ini juga digunakan oleh televisi.

Orang yang teliti biasanya mencoba memonitor frekuensi radio lokal dengan wireless mic mereka untuk mengetahui frekuensi apa saja yang bebas dari interferensi radio, tetapi di masa mendatang akan lebih sulit lagi dengan munculnya tv digital.

Efek interferensi ini juga akan meningkat bila baterai mic melemah. Telitilah dalam memilih wireless mic – Jeff Harrison
Mic cardioid bisa menjadi mic omni

Phase cancellation adalah kunci dari polar pattern mic. Mic bekerja dengan menggunakan diaphragma yang bergerak sesuai tekanan suara. Waktu suara menekan diphragma depan, maka diaphragma akan bervibrasi dan menghasilkan energi listrik yang kemudian menjadi sinyal audio.

Waktu suara menekan diaphragma bagian belakang mic, maka hal yang sama akan terjadi tetapi dalam gerakan yang terbalik dengan diaphragma depan. Maka terjadilah phase cancellation. Dengan mengontrol berapa banyak suara yang menekan diaphragma depan dan belakang, maka berbagai polar pattern mic dapat diciptakan.

Bila energi suara yang menekan diaphragma depan 100% sama dengan yang menekan diaphragma belakang, dan keduanya bergerak searah, maka terciptalah polar omni.

Bila sang penyanyi melingkari telapak tangan nya di sekeliling mulut mic cardioid, maka tangan tersebut akan menghalangi suara masuk ke diaphragma belakang. Jadi hanya diaphragma depan saja yang bergerak. Maka terciptalah polar omni dari mic cardioid tersebut. Kini mic cardioid kita yang tidak rawan feedback menjadi rawan terhadap feedback. Have fun ! – Peter L. Janis
NAIKKAN Gain atau Fader?

Waktu mixing, kalau ada channel yang kurang keras suaranya, maka pilihannya adalah putar Gain atau naikkan Fader.

Kalau putar Gain, selain level channel ke Main Out LF (atau group) yang naik, maka level di monitor (aux) juga akan naik. Bila di monitor suaranya naik, maka pemain akan bingung lantaran suara di monitornya tiba-tiba berubah.

Kalau yang dinaikkan Fader, maka bunyi ke aux / monitor (yang pre-fader) tidak akan terpengaruh. Jadi pemain tidak akan bingung.

Tapi kalau fader sudah habis dan level masih kurang, maka pilihan berikutnya adalah naikin Gain, dengan resiko bunyi monitor berubah, yang harus diimbangi dengan menurunkan level aux channel tersebut - Benjamin Soegiaman
Wireless UHF dan VHF

Banyak orang berpandangan salah dengan menganggap bahwa teknologi wireless UHF (Ultra High Frequency = 300 – 3000 MHz) lebih baik daripada VHF (Very High Frequency = 30-300 MHz), padahal keduanya sama saja.

Memang frekuensi UHF lebih tinggi sehingga membutuhkan beberapa komponen yang khusus dan mahal, sehingga kemudian wireless UHF dianggap lebih canggih. Tetapi UHF sangat boros energi.

Dengan gelombangnya yang tinggi dan lebar, UHF menawarkan lebih banyak pilihan. Bila anda menggunakan banyak wireless di satu tempat, maka UHF adalah pilihan yang baik karena anda dapat memisahkan semua gelombang wireless yang ada. Selain itu UHF lebih baik menembus rintangan tembok dan sebagainya.

Tetapi bila anda tidak memerlukan banyak wireless di satu tempat, maka VHF adalah pilihan yang tepat karena lebih hemat baterai dan dapat menjangkau lebih jauh karena gelombangnya rendah. Wireless dan receiver VHF tidak perlu saling ‘terlihat’ satu sama lain.

Jadi, VHF lebih hemat harga dan tidak boros baterai, tetapi lebih sedikit pilihan gelombangnya dibandingkan UHF - dari berbagai sumber
Beda input Mic dan input Line

Konektor XLR atau Canon (input mic) di mixer dibuat khusus untuk menerima sinyal mic yang lemah. Misalnya kalau kita bicara pelan di mic dynamic, maka tegangan yang keluar dari mic kira-kira cuma 1/1000 Volt (0,001 V). Jadi di konektor tersebut dipasang MIC PRE-AMP untuk memperkuat sinyal, supaya tegangannya cukup untuk diolah selanjutnya di EQ, aux, dsb.

Sementara konektor TS/TRS atau AKAI (input Line) adalah untuk menerima sinyal yang kuat, contoh suara keyboard yang bisa mencapai lebih dari 1 Volt pada waktu keras.

Jadi kalau kita buat sambungan jack TS ke XLR untuk keyboard, maka pasti akan langsung PEAK, karena sinyal besar dari keyboard akan diperkuat kembali oleh PRE-AMP.

Selain itu, bila menggunakan Phantom, maka listrik 48 Volt juga akan muncul di pin 2 XLR dan bisa korsleting dengan alat musik tersebut. 

Yang benar adalah menggunakan Direct Inject (DI) Box untuk alat yang outputnya kuat (seperti keyboard, gitar, bas, dsb.) untuk dikoneksi ke input mic - Benjamin Soegiaman 


sumber : http://www.operator-sound.com/

Operator Sound - Speaker Power

Cancellation di SUBWOOFER
Rata-rata subwoofer menyebarkan bunyi secara omni, bukan cardioid. Hal tersebut dapat menyebabkan phase cancellation bila terdapat beberapa subwoofer omni. Sehingga pada beberapa titik akan terjadi hilangnya frekuensi low dari subwoofer tersebut. Solusi terbaik adalah cukup menggunakan satu subwoofer dengan output yang besar sehingga dapat menjangkau area cakupan.

Lalu bagaimana jika untuk konser band besar yang penontonnya mencapai ratusan ribu orang? Apakah satu subwoofer akan cukup? Hal ini dapat diakali dengan membuat subwoofer dengan menjadi cardioid. Bagaimana membuat subwoofer menjadi cardioid? Karena adanya phase cancellation antara subwoofer, diletakkan subwoofer tambahan (sesudah di delay) dibelakang subwoofer utama yang bertujuan untuk meng-cancel frekuensi low yang omni, membuatnya menjadi cardioid.

Dengan subwoofer cardioid tersebut, semakin banyak jumlah subwoofer yang dapat digunakan tanpa adanya masalah phase cancellation yang besar. Dan lemparan frekuensi akan tentu lebih efisien karena subwoofer hanya melemparkan frekuensinya kedepan.

Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, ada beberapa produsen speaker yang membuat subwoofer cardioid. Tentunya benda tersebut masih sangat langka dan harganya sangatlah mahal. Sehingga langkah pertama dan kedua masih sangat lazim dilakukan - John Christopher
RT60 untuk studio

Reverb Time (RT) didefinisikan secara umum sebagai “waktu yang dibutuhkan oleh suara untuk menghilang sepenuhnya”. Pengukuran yang biasa digunakan adalah RT60, yaitu waktu yang dibutuhkan hingga suara berkurang 60dB.

RT yang ideal bervariasi tergantung ukuran dan material ruangan. Tetapi umumnya adalah 0,3 detik. Di dalam studio, RT untuk pidato yang baik adalah berkisar 0,2-05 detik, sedangkan untuk musik klasik sebaiknya berkisar 0,6-0,8 detik..

Dalam desain studio, sebaiknya RT frekuensi mid sekitar 0,3 detik. Sedangkan untuk frekuensi low dan high boleh lebih panjang sedikit. – Paul White
UKURAN SPEAKER YANG TEPAT
Produsen speaker memproduksi speaker dalam berbagai ukuran driver. Lazim sekali ditemukan di pasaran dalam ukuran 15 inci atau 12 inci, namun dapat juga ditemukan speaker ukuran 10 inci bahkan 8 inci sekalipun.

Beda ukuran driver tidak hanya mempengaruhi volume. Namun juga mencakup hal-hal lainnya, yakni cakupan frekuensi, area sebaran suara, dan kelebihannya dalam memproduksi frekuensi tertentu.
Ketika hanya stand-alone PA speaker yang dibutuhkan, ukuran 15 sudah dapat memuaskan karena cakupan frekuensinya yang lebih besar. Namun jika subwoofer ikut serta, ukuran yang lebih kecil dapat berfungsi lebih baik.

Mengapa demikian? Ukuran 15 mampu mencakup frekuensi yang dicakup oleh subwoofer sehingga tanpa subwoofer sudah dapat berfungsi dengan baik. Namun speaker ukuran 8, 10, 12 jelas membutuhkan bantuan subwoofer untuk memproduksi frekuensi low.

Ukuran driver woofer yang lebih besar dapat memproduksi frekuensi low yang lebih baik, sementara woofer yang lebih kecil memproduksi frekuensi mid high yang lebih baik. Namun ukuran driver yang lebih kecil sehingga lebih ringan mempunyai respons yang lebih cepat terhadap frekuensi high sehingga lebih efisien dibanding ketika driver yang lebih besar memproduksi frekuensi high.

Dengan mengetahui guna beda ukuran driver, kita dapat memilih speaker yang sesuai kebutuhan kita serta penghematan dapat terjadi - John Christopher
MEMILIH SUBWOOFER

Banyak sekali subwoofer yang diciptakan, namun dalam penggunaan live sound system yang lazim digunakan adalah sealed box, vented box,dan horn loaded box. Mari kita bahas:

Sealed box merupakan disain subwoofer yang paling sederhana, ringan, dan kecil. Dibalik disainnya yang sederhana, subwoofer ini merupakan yang paling mudah dikontrol dibanding sub tipe lain. Selain itu frekuensi low yang dihasilkan jenis ini lebih flat dibanding jenis lainnya. Sub jenis ini memiliki lemparan suara yang pendek sehingga cocok digunakan dalam ruangan yang kecil. Namun volume yang dihasilkan sealed box ini masuk dalam golongan paling kecil. Contoh sealed box yakni, Peavey PV118D, JBL JRX218s

Vented box memiliki disain yang mirip dengan sealed box, namun ada lubang udara yang dibuat untuk hasil yang lebih efisien. Disain sub ini memiliki volume hampir dua kali lipat serta nada bass yang lebih rendah dibandingkan dengan sealed box. Lemparan suara sub ini cukup jauh sehingga banyak diminati dalam penggunaannya di ruangan yang cukup besar. Namun vented box termasuk yang sulit dikontrol diantara sub lainnya. Selain itu disainnya yang lebih besar sehingga membuatnya lebih berat.  Contoh vented box yakni, JBL EON518s, Yamaha SW118v

Horn loaded box adalah disain sub paling efisien dibanding semua sub. Volume yang dihasilkan dapat mencapai 3-4 kali dari sealed box. Subwoofer ini mempunyai lemparan yang sangat jauh sehingga cocok dalam pengunaaan live show outdoor. Subwoofer ini semakin efisien jika beberapa sub ditempelkan sehingga volume yang dihasilkan dapat semakin bertambah. Kelemahan subwoofer ini adalah harganya yang lebih mahal dibanding yang lain serta berat dan ukurannya yang beberapa kali lipat jenis sub lainnya. Contoh horn loaded yakni, Cerwin Vega TS-42, TurboSound TMS-low

Terdapat bonus informasi dimana ada disain subwoofer yang unik, yakni Meyersound PSW-6. Sub ini sangatlah unik karena disain sehingga ia mempunyai polar pattern yang cardioid. Sub ini meminjam disain vented box yang lalu dimodifikasi sedemikian rupa sehingga subwoofer yang biasanya omni menjadi cardioid. - John Christopher
Desain Box Speaker

Speaker box dengan dinding non-paralel (berhadapan tegak lurus) memiliki masalah yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang berbentuk persegi sempurna. Tetapi para pembuat box menyukai box paralel karena penanganan dan konstruksinya lebih mudah.

Bila harus membuat box dalam bentuk persegi sempurna, maka gunakan rasio perbandingan dimensi box 0,62 : 1 : 1,62. Rasio ini adalah “RASIO EMAS” sejak jaman purba. Rasio ini memastikan bahwa semua gelombang frekuensi suara akan beresonansi sempurna di dalam box. – KBapps.com
X-over

Speaker memproduksi beragam gelombang suara dengan bergerak 60 kali maju mundur per-detik untuk menghasilkan frekuensi rendah, hingga 20.000 kali maju mundur per-detik untuk menghasilkan frekuensi tinggi.

Ini adalah kerja keras yang luar biasa, tetapi speaker melakukannya setiap kali memainkan musik. Alat yang mengatur kerja speaker agar bergerak cepat dan bergerak lambat adalah driver. Itu sebabnya mengapa boks speaker dilengkapi driver spesialis treble untuk menggerakkan tweeter, dan driver spesialis bass untuk menggerakkan sub-woofer. Jadi pekerjaan utama cross-over (X-over) adalah membagi-bagi frekuensi dan mengirimkannya ke driver yang sesuai.

Tetapi X-over bekerja lebih lagi. Driver speaker membutuhkan banyak bantuan. Mereka sensitif terhadap beberapa frekuensi, sehingga proses ekualisasi (EQ) akan sangat bermanfaat bagi mereka. Tweeter juga lebih sensitif dari woofer dan butuh di-seimbangkan (balance) dengan woofer agar tidak terlalu keras. Karena itu, tugas kedua X-over adalah untuk memanipulasi sinyal yang dikirimnya ke driver sehingga :

-Sinyal dalam frekuensi sesuai dengan tiap driver sehingga suara yang dihasilkan maksimal

-Driver-driver yang berdekatan berbagi tugas dengan sesuai (tweeter tidak mengambil jatah frekuensi woofer, woofer tidak mengambil jatah frekuensi sub-woofer, dst.)

-Output driver yang berbeda-beda diseimbangkan sehingga menghasilkan kekerasan sama.

Masih ada lagi ! X-over mempengaruhi timing (waktu) bunyi driver sehingga sesuai dengan bunyi driver lainnya. Sungguh sebuah kerja keras ! - www.aperionaudio.com
Kerja Crossover (X-over)

Crossover membentuk sejumlah frekuensi untuk tiap driver speaker dengan tiga jenis filter : Kapasitor, Koil (Induktor) dan Resistor. Mari kita lihat apa kerja masing-masing filter ini.

Resistor : Bila ampli mengirim 10 watt power ke 8 ohm tweeter, dan kita menempatkan 8 ohm resistor secara seri di antaranya, maka power yang tiba di tweeter hanyalah 2,5 watt. Karena dengan resistor seri @ 8 ohm, maka tegangan akan menurun jadi 5 watt. Kemudian power sebesar 2,5 watt akan digunakan oleh resistor, jadi tweeter hanya mendapatkan sisa tenaga 2,5 watt dari sumber 10 watt power ampli. Sudah jelas kekerasan akan berkurang 6 dB (Ingat rumus : bila daya berkurang separuh, maka terjadi penurunan 3 dB).

Kapasitor dan Induktor : Sebuah kapasitor yang ditempatkan secara seri dengan speaker, akan memblokir frekuensi rendah dan melewatkan frekuensi tinggi. Sebuah induktor berfungsi sebaliknya. Blokir frekuensi akan terjadi secara berangsur-angsur (roll-off) dalam bentuk penurunan 6dB/oktaf (1st order), 12dB/oktaf (2nd order), atau 3rd order (18 dB/oktaf), atau yang curam 4th order (24 dB/oktaf). Karakter penurunan ini dibedakan atas jenis Bessel, Butterworth, Linkwitz-Riley. Butterworth terkenal lembut, Linkwitz-Riley memotong tajam, sedangkan Bessel memiliki karakter phase-shift yang unik

Desain crossover bukanlah hal yang mudah. Sangat-sangat sulit. Tetapi ingat rahasia utama para desainer speaker “Bukan teori yang penting, tetapi bunyi speaker yang penting”. Desainer bermain-main dengan berbagai tombol crossover hingga menghasilkan bunyi yang diinginkan. Walaupun demikian, pengetahuan teori juga mempengaruhi kelihaian bermain-main ini. Tetapi proses utamanya adalah secara berulang-ulang “memainkan tombol - mendengarkan” hingga speaker kita mendapat acungan jempol -  aperionaudio.com dan ASG EAW.com
RMS vs PMPO

RMS (Root Mean Square) dan PMPO (Peak Music Power Output) sama-sama menunjukkan power rating, namun keduanya tidak dapat diperbandingkan. Selain tidak ada standard pengukuran PMPO yang baku, metode pengukurannya juga berbeda-beda.

Namun sebagai ancar-ancar biasanya power PMPO adalah mark up 20 sampai 40 kali lebih besar dibandingkan power RMS. Jika tertulis 1000 W PMPO bisa saja power sebenarnya sama dengan 25 W - 50 W RMS.

Pencantuman power rating tentu saja untuk menunjukkan sampai dimana kemampuan tingkat kebisingan yang bisa dihasilkan. Tentu ini hanyalah sebuah angka yang menunjukkan kemampuan maksimum perangkat audio tersebut.

Jika dianalogikan dengan mobil, ini tidak beda dengan catatan spesifikasi kecepatan yang tertera dapat mencapai 220 km/jam. Namun apakah kecepatan maksimum demikian bisa tercapai, adalah hal yang lain. Tentu bisa tercapai dengan syarat kondisi-kondisi tertentu. Jalan aspal lebar dan mulus, tidak ada tanjakan, mesin masih baru, bahan bakar dengan oktan tinggi, oli yang tepat, grip serta tekanan ban ideal, suhu mesih ideal, berat mobil efisien, ringan dan ideal, lalu cuaca harus cerah, tidak ada angin apalagi hujan dan yang penting lagi pengemudinya harus punya nyali sekelas pembalap formula 1. Kalau tidak, mobil paling pol dapat dipacu mencapai 140 km/jam dan ini juga sebenarnya sudah mendebarkan.
Demikian juga dengan sistem audio, dengan volume yang sedang-sedang saja dengan alunan yang harmonis kiranya anda sudah cukup puas. Belum tentu anda tega meng-umbar volume audio anda sekencang-kencangnya sampai kaca-kaca jendela rumah anda pecah semua – disadur dari www.audiorakitan.com
Subwoofer elektrostatik pertama

Subwoofer elektrostatik dikembangkan pertama kali tahun 1960 an oleh Ken Kreisel, untuk mengatasi komplain pelanggan di toko high end “Miller Kreisel (MK)” yang dimilikinya bersama Jonas Miller di Los Angeles. Para pelanggan komplain karena mereka merasa kehilangan nada-nada rendah di speaker elektrostatik buatan MK.

Penggunaan subwoofer untuk rekaman pertama kali dilakukan tahun 1973 dalam mixing album Steely Dan “Pretzel Logic” dengan operator Roger Nichols. Subwoofer dipesan oleh Walter Becker dan Donald Fagen dari tim Steely Dan. Sejak saat itu Sattelite Subwoofer MK laris dipesan banyak studio rekaman dan digunakan sebagai sistem referensi utama studio. Beberapa pelanggan sistem audio MK sistem audio adalah rumah produksi audio film Dolby, DTS, dan THX.

Subwoofer biasanya menampilkan nada 20 – 200 Hz melalui cone speakernya. Pemisahan stereo sangat sulit didengarkan di subwoofer karena karakter nada low yang omni-directional. Itu sebabnya Audio System biasanya hanya menjual satu subwoofer + beberapa speaker mid high. Nada low hanya bisa terasa terpisah dalam bentuk earphone -  MKsoundsystem. com dan cramster.com
Mana lebih nonjok : 1 buah Sub 21inch atau 2 buah Sub 18inch ?

Ini sebuah pertanyaan yang populer dan sulit dijawab dengan sangat tepat. Ada banyak faktor berpengaruh seperti : power amplifier, jenis, dan ukuran box speaker. Tetapi secara umum, dengan power yang cukup, dua buah akan berbunyi lebih jernih dan menonjok lebih kuat karena kombinasi dua cone akan menghasilkan tekanan udara lebih besar. Bagaimanapun juga, sub 21 inch akan bersuara lebih deep (dalam) – Bill Crutchfield
Instalasi Speaker Double Voice Coil

Speaker Double Voice Coil (DVC) adalah speaker dengan 2 gulungan coil di atas former yang sama. Mereka diletakkan saling bertumpang-tindih dengan terminal yang berbeda.

Keuntungan utama speaker DVC adalah semata-mata di fleksibilitas pemasangan kabelnya. Speaker DVC memiliki alternatif instalasi seri, paralel, dan independen.

Speaker DVC lebih banyak digunakan di sistem Car/Home audio karena kebanyakan amplifier audio tipe ini tidak dapat monobridge. Jadi kekuatan ampli dapat disatukan di monobridge melalui instalasi speaker DVC.

Keuntungan lainnya adalah speaker dapat diubah-ubah hambatannya. Bila tadinya speaker SVC (Single Voice Coil) hambatannya 8 ohm, maka di speaker DVC (masing-masing Coil 4 ohm) dapat diubah jadi 2 ohm (bila sistem kabel paralel) atau menjadi 8 ohm (bila sistem kabel seri).
Dengan dimungkinkannya fleksibilitas kabel dan hambatan ini, maka kini dimungkinkan untuk merangkai beberapa speaker menjadi satu dengan power yang sama, sehingga didapatkan performa speaker yang lebih baik – JL Audio Inc.
Surround Sound

Sistem Surround sudah ada lebih dari 60 tahun. Jaman tahun 1930an film selalu menggunakan 3 channel tabir suara (Left-Center-Right) hasil riset Bell Labs. Pada tahun 1941 Disney dalam film Fantasia nya menyajikan tambahan speaker di belakang. Jadi ada 4 speaker sekarang.

Sistem 4 channel LCRS (Left-Center-Right-Mono Surround) meluas penggunaannya setelah Dolby Stereo menjadi sistem standar film tahun 1960an.

Dengan berkembangnya teknologi digital di tahun 1980an, jumlah surround channel ditambah jadi dua dan ditambah subwoofer LFE (Low Frequency Effect). Kini semuanya menjadi 6 channel dengan sistem Surround 5.1. Di akhir 1990an, Sony telah menciptakan sistem surround 7.1.

Dalam surround system, semua speaker di low-cut pada 80 Hz. Sedangkan LFE di high-cut pada 120 Hz dengan penambahan headroom 10 dB.

Keuntungan sistem surround dibandingkan sistem stereo 2 speaker adalah : tidak ada lagi yang dinamakan sweet-spot (titik dimana suara terdengar paling jelas dan enak). Seluruh ruangan menjadi sweet-spot sekarang.

Selain itu, penempatan speaker tidak lagi menjadi krusial. Di sistem stereo, pergeseran speaker sedikit saja akan membawa banyak perbedaan. Hal ini tidak terjadi di sistem surround – Bobby Owsinski “Mastering Handbook”
Perhitungan SPL berbahaya

Frekuensi yang berbahaya bagi telinga kita adalah 2 – 20 kHz. Bila kita mendengarkan frekuensi tersebut dengan level di atas 100 dB SPL terus menerus selama lebih dari 2 jam, maka kita dapat mengalami hearing loss (tuli).

Kita dapat menghindari hal ini dengan cara mengukur SPL speaker kita. Masalahnya adalah, angka dB SPL yang muncul di SPL meter kita biasanya adalah angka total jumlah dB dari seluruh frekuensi yang muncul.

Jadi kita harus mengetahui cara untuk mengetahui berapa total SPL yang dihasilkan oleh frekuensi berbahaya (2 kHz ke atas) tersebut, agar terhindar dari hearing loss.

Untuk menjawab hal ini, maka gunakan fasilitas WEIGHTING di SPL meter. Ada tiga macam weighting : C weighting (mencakup frekuensi 20 Hz – 20 kHz), A weighting (mencakup frekuensi 1 kHz ke atas), Z weighting atau Flat (mencakup seluruh frekuensi).

Jadi, jangan lupa mengukur SPL  A weighting untuk mengetahui seberapa berbahaya nya sound yang kita hasilkan – disadur dari artikel YP Hadi Sumoro Kristianto
Speaker yang lebih baik

Mana berbunyi lebih baik ? Speaker A dengan tanggapan frekuensi (frequency response) 45 Hz – 18kHz atau speaker B 20 Hz – 25kHz ? Faktanya adalah, data di atas sama sekali tidak cukup untuk menggambarkan kualitas suara speaker. Mari kita lihat lebih detil.

Hal yang paling penting dari speaker bukannya lebar tanggapan frekuensi nya, tetapi kemampuannya untuk mereproduksi semua suara pada level yang persis sama seperti waktu suara itu direkam. Anda pasti tidak mau sang speaker merubah mix suara yang direkam. Suara tersebut akan berbunyi tidak natural di speaker tersebut.

Angka tanggapan frekuensi akan berbicara lebih banyak bila juga menyertakan angka toleransi kekerasan (Amplitude tolerance) seperti contoh “40Hz–20kHz, +/- 3dB”. Angka ini memperlihatkan bahwa penyimpangan suara yang terjadi antar frekuensi adalah 3 desibel dari angka rata-rata tengah. Artinya, bisa jadi frekuensi 100Hz berbunyi 10dB, frekuensi 1kHz berbunyi 12dB, frekuensi 1,3kHz 13dB, 6,3kHz 8dB dst. Penyimpangan yang terjadi tidak melebihi 3dB atau + 3dB.

Speaker dengan angka berikut “40Hz-20kHz,  +/- 8dB” sudah jelas kalah flat dibandingkan speaker di atas – Paul Dicomo
Speaker vs Ampli

Banyak orang bertanya : “Dapatkah speaker saya menggunakan power ampli ini ?” atau “Apakah power ampli ini akan menjebol speaker saya ?”.

Faktanya adalah setiap speaker dapat dibunyikan oleh amplifier apa saja. Masalah akan timbul waktu sang pengguna menjadi terlalu bernafsu. Saat itulah si ampli dipaksa berbunyi sekeras-kerasnya hingga suara clipping (terdistorsi).

Kecuali kita mendengar speaker dari jauh, maka kita tidak akan dapat mendengar distorsi clipping tersebut. Terutama sekali bila SPL kita diatas 90dB, maka telinga kita akan overload dan tidak dapat mendeteksi adanya distorsi clipping.

Perlu kita ingat bahwa 1 watt power mampu membunyikan speaker sebesar 88dB dalam jarak 1 meter (SPL = 88 dB). Bagaimana halnya dengan ampli 10 watt ? 50 watt ? atau 500 watt sekaligus ? Tentu kita tidak dapat mendengar distorsi clipping dalam watt power sebesar itu.

Agar mudah mendengar clipping, mainkan lagu kesayangan anda dan menjauh dari speaker. Bila perlu, matikan subwoofernya. Maka anda akan dapat mendengar bunyi clipping tersebut - Babin Perry
Berapa total SPL dari 2 buah Speaker @ 60dB ?

Berapa total SPL yang dihasilkan oleh 2 buah speaker @ 60dB ?

2 buah sumber suara koheren (serupa / identik) dengan SPL yang sama hanya akan menghasilkan peningkatan 3 dB. Jadi jawaban pertanyaan di atas adalah 63 dB untuk total SPL dua buah speaker tersebut.

Hal ini terjadi karena penambahan SPL tidak bersifat linear seperti 1+1 = 2, tetapi bersifat logaritmik. Rumus lengkapnya tercantum di artikel asli Bapak Hadi Sumoro.

Dengan rumus logaritma yang sama, maka bila sebuah speaker 65 dB dijumlahkan dengan speaker 88 dB, maka total SPL yang dihasilkan hanyalah 88 dB. Makin banyak perbedaan SPL antara 2 speaker, akan menghasilkan makin sedikitnya penambahan. Perbedaan 10 dB akan didominasi oleh speaker yang lebih keras. - disadur dari artikel YP. Hadi Sumoro Kristianto
Speaker dengan tutup belakang dan sistem Line Array

Tahukah anda, bahwa pada awalnya box speaker tidak mempunyai tutup di belakang nya ?

Adalah DR. Harry Ferdinand Olson di akhir tahun 1930 an yang menganjurkan bahwa speaker harus mempunyai tutup di belakang kabinetnya agar suara yang out-phase dari belakang speaker tidak bercampur dengan suara dari depan speaker.

DR Olson juga adalah orang pertama yang mengemukakan tentang efek speaker Line Array yang dapat mengarahkan suara melalui perbanyakan frekuensi, dalam bukunya Acoustical Engineering di tahun 1957.

DR. Olson  sejak dari kecil sudah menunjukkan bakatnya yang luar biasa di bidang engineering. Pada usia 27 tahun dia bergabung dengan RCA, dan kemudian tahun 1931 bersama Les Anderson menciptakan mic legendaris RCA 44 dan RCA 77 yang banyak digunakan stasiun radio dan televisi kemudian. DR Olson adalah juga tokoh penemu polar Cardioid dan ShotGun.

Beliau juga memegang lebih dari 100 hak paten penemuan di berbagai bidang di antaranya : tahun 1931 Paten Velocity Microphone, 1932 Paten Unidirectional Cardioid Microphone, 1935 Paten Double Voice Coil Loudspeaker, 1940 Paten Multiple Flare Horn, 1941 Paten Shotgun Microphone, 1942 Paten Multiple Loudspeakers, 1949 Paten Air Suspension Loudspeaker, 1950 Paten Synthetic Reverberation, 1950 Paten Functional Sound Absorbers, 1951 Paten Single Element Cardioid Microphone, 1953 Paten Noise Discriminator - Threshold Type, 1958 Paten Electronic Music Synthesizer (MARK II Sound Syntesizer), 1961Paten Speech Analyzer, 1961 Electronic Sound Absorber, 1961 Paten Music Composing Machine, 1963 Paten Stereophonic Loudspeaker, 1964 Paten Stereophonic Disk System, dan banyak lagi.

DR. Olson juga menulis lebih dari 130 artikel dan buku yang hingga sekarang tetap dijadikan dasar pegangan ahli-ahli akustik. Diantaranya bukunya adalah Elements of Acoustical Engineering (1940), Dynamical Analogies (1942), Musical Engineering (1952), Acoustical Engineering (1957), dan Music, Physics and Engineering (1966).

Terima kasih DR. Olson atas jasamu di dunia audio engineering - Wikipedia dan TECnology Hall of Fame 2005.
Posisi speaker

Dalam praktek sehari-hari, biasanya speaker FOH (Front of House) ditempatkan di depan penonton - di kanan kiri panggung. Alasan utamanya adalah untuk mendapatkan efek stereo yang baik.

Tetapi efek stereo bukanlah hal yang utama diinginkan dalam setting live musik. Alasannya adalah karena penonton kita tersebar dimana-mana (off center : tidak di tengah). Menjadikan FOH kita stereo berarti memperlakukan penonton di sebelah kiri dan sebelah kanan secara berbeda / tidak adil. Lain halnya dengan musik rekaman, maka sound stereo adalah hal yang wajib ditampilkan.

Mengapa FOH tidak kita tempatkan di samping kiri dan kanan penonton saja ? Atau di belakang penonton kiri dan kanan ? Untuk menjawab hal ini, maka kita harus pertama-tama mengingat bahwa telinga lebih mengarah ke samping dibandingkan ke depan. Lain halnya dengan mata, mata menghadap ke depan secara langsung.

Mengingat posisi telinga kita seperti ini, maka kita dapat mempertimbangkan untuk menempatkan speaker FOH di samping kanan dan kiri penonton agak ke depan. Rasanya kualitas suaranya akan lebih baik daripada menempatkannya speaker FOH di depan penonton.

Biasanya feedback juga akan berkurang karena speaker jauh dari panggung. Coba saja – JS
Sebaran suara Subwoofer

Bila kita menyelidiki dengan menggunakan software sound system atau perhitungan matematika, kita akan mendapati bahwa sebuah subwoofer akan menyebarkan bunyi secara omni (rata ke segala arah) dan bukan directional (terarah hanya ke arah tertentu).

Tetapi kenyataan di lapangan sangat berbeda. Banyak pakar audio mendapati bahwa telinga mereka menangkap radiasi bunyi secara omni tidak terjadi pada subwoofer. Bunyi di belakang subwoofer berbeda dengan bunyi di samping atau di depannya.

Mengapa hal ini terjadi ? Karena adanya frekuensi harmonik. Kita ingat bahwa selalu terjadi dua frekuensi dalam sebuah bunyi tunggal : frekuensi fundamental dan frekuensi harmonic. Misalnya bunyi frekuensi tunggal 90Hz. Suara 90Hz akan menghasilkan frekuensi fundamental 90Hz sekaligus bunyi frekuensi harmonik 180Hz, 270Hz, 360Hz dst (kelipatan 90). Jadi telinga kita akan mendengar beberapa frekuensi sekaligus bila nada tunggal 90Hz dibunyikan.

Frekuensi fundamental 90Hz tadi akan tersebar secara omni. Tetapi frekuensi harmonik akan tersebar tidak secara omni. Bisa berbentuk cardioid atau lainnya. Hasilnya kita akan mendengar bunyi yang berbeda di depan atau samping atau belakang subwoofer – Jeff Berryman
Frekuensi High yang menurun

Salah satu karakteristik udara adalah menyerap energi frekuensi tinggi (high). Makin tinggi frekuensi makin besar serapan udara. Karena itu, semakin jauh dari speaker, kekerasan nada-nada high biasanya menurun (attenuate).

Serapan frekuensi ini akan semakin meningkat bila suhu udara semakin panas atau kelembaban udara semakin berkurang. Serapan frekuensi high ini tidak terlalu terasa bila dalam ruangan (indoor) karena jarak tidak terlampau jauh. tetapi akan sangat terasa di outdoor. Penelitian kami memperlihatkan bahwa frekuensi 10kHz berkurang 14dB pada jarak 91,4 meter.

Pesan kami : jangan menaikkan volume frekuensi High bila hal ini terjadi. Menaikkan volume akan memaksa amplifier dan speaker bekerja lebih keras. Untuk mengatasi hal ini, gunakan speaker tambahan (speaker delay) di area yang kehilangan bunyi High ini - ElectroVoice



sumber : http://www.operator-sound.com/

Operator Sound - Pengaturan Mixer & Prosesor


menggunakan compressor

Compressor digunakan untuk membatasi signal input ke mixer dari sebuah instrumen / vokal agar tidak mengalami Peak. Contohnya saat seorang pemain drum memukul snare, kekuatan pukulannya pastilah tidak sama, kadang sangat kuat, kadang pelan. Dengan kompresor kita dapat mengkontrol dinamikanya agar terdengar lebih stabil. Dalam kasus vokal, kompresor beguna untuk menahan suara kencang penyanyi saat dia bernyanyi dengan teriak tanpa menjauhkan mic nya. Dengan Compressor, maka sinyal penyanyi tidak akan mengalami peak waktu dia berteriak

Berikut ini adalah bagian pengaturan yang terdapat pada kompresor:

    ATTACK adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan compressor nya. Apabila kita mensetting attack 0ms berarti sinyal masuk akan langsung di kompres compressor. Compressor dengan attack 0ms akan menghasilkan sound tumpul. Untuk mendapat sound yang lebih ada hentakannya, setting attack bisa ditambah seperlunya. Jika setting attack 10ms, maka setelah 10ms baru sinyal itu di kompres

    RATIO adalah perbandingan sinyal in dan out. Ratio digunakan untuk menghitung berapa perbandingan suara yang akan di kompres/ditahan. Ratio dimulai dari 1:1 sampai semampunya. Ratio 1:1 berarti sinyal masuk 2dB akan keluar dari Compressor juga tetap 2dB. Apabila Ratio 2:1 maka sinyal masuk 2dB akan dikeluarkan 1dB. Jika sinyal input naik dengan cepat dengan kenaikan dB yang jauh, maka diperlukan Ratio yang tinggi, agar tidak mengalami peak berlebihan

    THRESHOLD adalah level dimana compressor mulai aktif bekerja. Level dimulai dari angka 0dB hingga tak terhingga. Bila threshold di set di angka 0dB artinya compressor akan aktif bekerja saat sinyal menyentuh angka 0dB. Namun apabila sinyal tidak menyentuh angka 0dB berarti compressor tidak akan bekerja.

    MAKE UP GAIN digunakan untuk menambah gain (dB) pada channel tersebut agar terdengar normal dan tidak terdengar kalau chanel itu di kompres. Setelah di kompres, biasanya suara dari chanel tersebut akan mengecil. Agar suara tersebut tidak menjadi kecil, kita dapat menggunakan tombol Make Up Gain ini.

    ATTENUATION sering juga dinamakan Gain Reduction. Digunakan untuk melihat berapa dB sinyal yang terkompres setiap kali menyentuh threshold. Semakin tinggi dB nya berarti semakin banyak sinyal yang terkompres. - David Santoso

kotak di sekitar unity fader

Apakah anda pernah memperhatikan bahwa di Fader Channel ada titik-titik atau kotak di daerah sebelum dan sesudah 0 dB (unity) ? Biasanya di antara + 5 dB sekitar 0 dB itu.

Fungsi kotak-kotak itu bukan cuma hiasan saja, tetapi untuk mengingatkan bahwa kondisi unity tidak semata pada ada pada titik 0 dB, tetapi pada seluruh wilayah kotak / titik-titik itu. Jadi kita diingatkan bahwa kalau sudah berbeda 6 dB akan terjadi peningkatan/penurunan volume secara dobel - loui
menggunakan gate dengan baik

Gate adalah alat yang mengijinkan sinyal input dikeluarkan bila sinyal tersebut kekuatan (amplitudo) nya lebih besar dari threshold gate. Dengan kata lain gate membatasi sinyal input yang masuk ke dalam input mixer. Sebagai contoh jika gate di batasi -30dB kemudian ada sinyal input yang hanya memiliki batas bunyi dari bawah hingga -25dB, sinyal tersebut tidak akan masuk ke input.

Berikut adalah tombol-tombol yang sering ada di gate:

Threshold: Dibawah threshold sinyal diblokir, atau diatenuasi (kurangi) dengan sangat kuat.

Range floor: menyatakan jumlah atenuasi yang terjadi (terukur dalam dB). Bila nilai range-floor lebih dari -50 dB, secara praktis berarti memblokir total si gate tersebut.

Attack time: jumlah waktu hingga gate terbuka ketika sinyal melebihi threshold.

Hold time: jumlah waktu gate diijinkan terbuka, bahkan setelah sinyal kembali ke bawah threshold.

Selamat memblokir sinyal yang tidak penting - David Santoso
gate VS expander

Salah satu alat berguna yang bekerja mirip dengan Gate adalah Expander. Expander berarti: pelebar, sesuai dengan artinya expander merupakan alat untuk melebarkan suara input. Mari bandingkan gambar kiri (tanpa expander) dan kanan (setelah lewat expander)

     

 Ketika sinyal input di bawah batas expander, hasil yang di dapatkan adalah input biasa, namun ketika sinyal input yang masuk melebihi dari batas expander tersebut, sinyal input akan mengalami pelebaran suara. Selamat mencoba - David Santoso
balanced atau unbalanced ?

Ada dua macam koneksi dalam sistem audio : BALANCED dan UNBALANCED. Koneksi BAL adalah koneksi dengan tiga jalur konduktor/kabel yaitu : hot - cold - ground. Adapun koneksi UNBAL adalah koneksi dengan hanya 2 jalur kabel : hot - cold (bila ada jalur ketiga, maka biasanya jalur ketiga digabungkan dengan jalur negatif).

Koneksi UNBAL memiliki resiko noise karena rentan terhadap gangguan/interferensi dari perlengkapan listrik (seperti lighting, dsb.) atau stasiun pemancar. Noise ini terjadi karena gelombang interferensi alat listrik lain tersebut menembus kabel kita dan ikut terbawa ke perlengkapan sound kita. Resiko interferensi ini menjadi semakin besar seiring dengan semakin panjangnya kabel.

Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya kita menggunakan koneksi BAL. Dalam koneksi BAL, sinyal dikirim melalui 2 buah jalur kabel. Salah satu jalur kabel akan membalik sinyal yang berangkat sehingga sinyal tersebut Out-Phase / Cancelling dengan sinyal di jalur kabel yang satunya lagi. Karena dilindungi dengan kulit kabel, maka pembalikan ini tidak akan membawa efek Cancellation. Di ujung lainnya, sinyal terbalik tadi akan kembali dibalik sehingga kita kembali mendapatkan sinyal In-Phase seperti sediakala.

Keuntungan dari pembalikan ini adalah : semua sinyal interferensi yang masuk sepanjang kabel akan saling meniadakan (Cancellation / Out-Phase) pada saat tiba di ujung akhir kabel. Sungguh sebuah cara yang cerdik untuk menghindari interferensi sinyal audio - JS.
Reverb dan tombol-tombolnya

Reverb adalah efek suara yang terjadi karena adanya suara yang dipantulkan. Jika anda bernyanyi di hall, suara akan terdengar lebih bagus karena ada suara yang memantul / menggema. Efek gema inilah yang disebut dengan Reverb.
Alat Reverb digunakan untuk memunculkan efek gema tersebut dan memberikan efek suatu dimensi ruang. Beberapa tombol pada alat Reverb adalah:

    Pre Delay digunakan untuk mengatur waktu yang dibutuhkan antara suara asli yang kering 'dry' dengan suara pantulan pertama dari sebuah Reverb. Otak manusia akan mempersepsikan Reverb ketika jarak pre delay adalah kurang dari 100 ms. Apabila lebih dari itu, maka efek ini disebut sebagai Echo.

    Early Reflection digunakan untuk mengatur besarnya "ruangan" yang dipersepsi otak manusia terhadap reverb yang dihasilkan. Parameter ini mengatur beberapa pantulan pertama yang terjadi sebelum reverb yang sesungguhnya datang. Beberapa pantulan pertama inilah yang akan memberi persepsi bentuk serta luas ruangan.

    Reverb Time mengatur panjangnya waktu reverb berlangsung sampai benar-benar habis. Sering disebut juga sebagai Sustain, Decay, dll. - David Santoso

setting EQ

Memang sulit men-setting EQ karena sangat tergantung selera, akustik ruangan, dan faktor-faktor lainnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, mulai dengan menetralkan semua EQ di posisi 0 atau flat, lalu besarkan seluruh volume 50%. Pastikan bahwa anda sudah puas dengan posisi speaker dan gain subwoofer.

Setelah itu, putar CD yang anda hafal soundnya, dan sesuaikan tiap-tiap frekuensi band EQ satu-persatu. Jangan sekaligus beberapa band frekuensi ! Satu band saja dan dengarkan lagi. Selesaikan satu band tersebut sampai soundnya bisa diterima. Lalu lanjutkan ke band frekuensi lainnya.
Selama melakukan ini, bisa saja anda menyesuaikan band sebelumnya kembali karena bunyi sound masih berubah-ubah sepanjang penyesuaian. Memang langkah ini sangat memakan waktu, tetapi hasilnya sangat memuaskan. – IMPERIAL REIGN forums.techpowerup.com
golden rule EQ Mr. Bobby Owsinsky

- Bila bersuara ‘becek / berlumpur’ (muddy), potong (cut) di area 250Hz
- Bila berbunyi ‘kaleng’ (honky), potong di area 500Hz.
- Potong (cut) bila anda menginginkan suara yang lebih baik.
- Tambah (boost) bila anda ingin membuat bunyi unik / berbeda.
- Kita tidak dapat mem’boost’ bila memang frekuensi itu tidak ada di sumber bunyi.

Gunakan bandwidth Q sempit sewaktu ‘cut’, gunakan Q lebar waktu ‘boost’. Bila anda menginginkan suatu suara menonjol, kurangi bagian bottom/low. Bila anda menginginkan suara itu bercampur dengan suara lainnya, kurangi bagian top-high nya - www.ps139.com
nada VS frekuensi VS panjang gelombang

Berikut adalah tabel Mik Fielding untuk mengetahui frekuensi dari nada beserta panjang gelombangnya.Tabel ini sangat berguna untuk membantu agar mixing kita lebih detil lagi.

Dengan melihat tabel ini, kita mengerti mengapa kita tidak dapat mendengar nada D-1 dari jarak 2 meter di depan subwoofer. Karena nada D-1 membutuhkan 10 meter lebih untuk dapat terbentuk sempurna dan menjadi bunyi.

NADA PIANO
   

FREKUENSI (Hz)
   

PANJANG GELOMBANG

A - 0
   

27,5
   

13,481 meter

D - 1
   

36,7081
   

10,100 meter

A - 1
   

55,0000
   

6,741 meter

D - 2
   

73,4162
   

5,050 meter

A - 2
   

110,000
   

3,37 meter

D - 3
   

146,832
   

2,525 meter

A - 3
   

220,000
   

1,685 meter

D - 4
   

293,665
   

126,2 cm

A - 4
   

440,000
   

84,26 cm

D - 5
   

587,330
   

63,12 cm

A - 5
   

880,000
   

42,13 cm

D - 6
   

1174,66
   

31,6 cm

A - 6
   

1760,00
   

21,1 cm

D - 7
   

2349,32
   

15,8 cm

A - 7
   

3520,00
   

10,5 cm

D - 8
   

4698,64
   

7,9 cm

A - 8
   

7040,00
   

5,3 cm

D - 9
   

9397,27
   

3,9 cm

A - 9
   

14080,0
   

2,6 cm

D - 10
   

18794,5
   

2 cm
Setting GATE

Salah satu perangkat yang sering digunakan dalam sound system adalah Gate. Terutama setting sound drum,dimana komponen seperti snare, hihat, tom, kick dll letaknya berdekatan dan rawan kebocoran bunyi.

Secara singkat Gate adalah : alat yang tidak akan meneruskan sinyal (dalam satuan dB) apabila nilai level signal-nya di bawah nilai threshold yang ditentukan. Lalu kontrol apa yang biasanya menjadi standar dalam perangkat Gate? Yang utama adalah :
- Threshold : kontrol ini yang akan menentukan di level berapa signal diperbolehkan masuk gate. Apabila di bawah nilai ini, maka signal akan ditutup dan tidak diteruskan. Semakin besar  dB yang kita set, semakin besar signal yang dibutuhkan untuk membuka gate.
- Attack  : mengontrol kecepatan gate bereaksi apabila signal sudah memasuki ambang threshold.
- Release : menentukan seberapa cepat gate kembali menutup setelah sebuah signal dibiarkan melewati gate.
Setiap produsen menambahkan fitur-fitur lain sebagai pelengkap. Bacalah manual alat tersebut. Atau luangkan waktu untuk mencoba berbagai fitur tersebut.
Gate biasanya disisipkan di insert mixer. Mengapa demikian? Dengan melewati insert mixer, berarti signal sudah melalui proses treatment gain melalui gain / trim. Hal ini akan mempermudah kita apabila ada permasalahan yang timbul di tengah pertunjukan.

Setting Gate : dapatkan struktur gain dengan meminta pemain drum untuk mencoba dulu satu persatu. Mulai kick, snar, hihat, tom. Setelah itu lakukan sedikit equalisasi sampai sound dari masing-masing channel dianggap memuaskan. Baru setelah itu kita tentukan setting threshold Gate. Tentukan nilai attack terbaik agar gate bereaksi secepat mungkin dan natural . Kalo sudah dengarkan hasilnya. Apabila ada bunyi sustain mengganggu maka putuskan berapa nilai release terbaik.

Lakukan proses ini satu persatu, mulai kick, snar, hihat, dan seterusnya sampai semua yang perlu di gate telah masuk. Ingat bahwa drummer adalah manusia yang staminanya bisa menurun. Karena itu tentukan nilai threshold dengan bijak. Jangan terlalu ekstrim menentukan threshold karena nantinya mengakibatkan hasil sound tidak natural.

Artikel ini tidak serta merta membuat kita jadi piawai dalam men-setting gate, tentunya tetap dibutuhkan praktek dan latihan untuk mengasahnya. Selamat mencoba – Uki Tridaya
Panduan cepat Mr. Mik Fielding meng - EQ instruments

Kick Drum : 60-80 Hz Bottom depth; 2.5kHz Slap attack

Snare Drum : 240 Hz Fatness; 2-3kHz Crispness

Hi-Hat Cymbal : 200 Hz Clank; 2-4kHz Stick hit metal ; 6-8kHz  Harshness; above 8 kHz Shimmer

Rack Toms : 240 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones

Floor Tom :  120 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones

Bass Guitar : 60-80 Hz Bottom; 700-1kHz Attack or Pluck; 2.5 kHz String Noise or Pop

Acoustic Guitar : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5-5kHz Clarity;

Electric Guitar : 100-250Hz Body; 2.5-3KHz Clarity; 6-8kHz Presence.

Electric Organ : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5kHz Clarity

Piano : Bottom at 80-120Hz; Clarity at 2.5-5kHz;  "Honky Tonk" sound with high "Q" at 2.5kHz

Horns : Fullness at 120-240Hz; Shrill at 5-8kHz

Strings : Fullness at 240Hz; Scratchiness at 7-10kHz

Conga/Bongo : Resonance at 200-260Hz; Presence/Slap at 2-4kHz

Vocal : Fullness at 120Hz; Boominess at 200-280Hz; Presence at 5kHz; Sibilance at 6-7kHz
setting EQ pidato

Secara garis besar, frekuensi pidato dapat dibagi atas 3 area utama : fundamental, huruf hidup (vowel : a, i, u, e, o) dan huruf mati (konsonan).

Fundamental pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat. Kita dapat mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.

Huruf hidup muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz.

60 % energi suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat kejelasan suara. Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 % kejelasan suara. Dan akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan suara.

Terlalu banyak boost di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi vokal dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di area 5 -16 kHz dapat menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’) - Devin DeVore
feedback destroyer

fBila anda tidak memiliki sound operator tetap, sebaiknya anda mempertimbangkan untuk menggunakan Feedback Eliminator / Destroyer.

Alat ini adalah sebuah prosesor elektronik yang mencari dan menghancurkan feedback. Bila sebuah feedback muncul, maka secara otomatis alat ini akan mencari frekuensi feedback tersebut dan menakik nya (notches it out). Waktu feedback muncul lagi di frekuensi yang lain, maka alat tersebut akan mengirim filter kedua sebagai penyelamatnya - Lorne Atkins
cut atau boost EQ ?

Alasan mengapa EQ lebih baik di 'cut' (kurangi/potong) dibandingkan dengan di 'boost' (dinaikkan) adalah karena dengan boosting, maka kita juga mem -boost noise di sinyal tersebut. Coba saja. Boost tiap frekuensi dan dengarkan hasilnya. Bila anda pikir sound nya bertambah enak, silahkan saja. Siapa tahu ? - Ian Waugh
mixing

Hal pertama yang diperhatikan orang adalah penyanyi utama. Pastikan bahwa mereka terdengar baik dan cukup keras, baru kemudian kita mengolah gitar, keyboard, drum, dan sebagainya - Dave
kabel speaker vs kabel instrumen

Kabel untuk speaker tidak baik digunakan sebagai kabel instrumen. Begitu pula sebaliknya. Karena kabel instrumen hanya mampu membawa sedikit tenaga (low power) dan ber-hambatan tinggi (high impedance / High Z). Sedangkan kabel speaker sebaliknya : high power dan hambatan rendah (low Z).

Bila anda menggunakan kabel instrumen sebagai kabel speaker, mungkin anda akan baik-baik saja di sinyal rendah. Pada sinyal tinggi, anda akan mengalami berbagai masalah dalam bentuk ampli mengalami panas berlebihan, speaker berbunyi distorsi (peak), atau kabel hangus.

Bila kita menggunakan kabel speaker untuk instrumen, maka bisa jadi anda akan mengalami noise karena induksi dari perlengkapan listrik di sekeliling (lighting, dan sebagainya). Mengapa demikian ? Karena kabel speaker hanya memiliki pelindung luar yang tipis, sedangkan isi kabel  dalamnya besar dan tebal. Induksi mudah masuk dan terbawa oleh kabel hingga berbunyi di speaker kita – www.fender.com
setting bandwidth di EQ

Bandwidth merupakan jarak antara frekuensi yang paling rendah sampai dengan frekuensi yang paling tinggi yang diperlukan. Sering disebut juga sebagai lebar cakupan antara frekuensi ter-rendah hingga ter-tinggi yang kita ubah. Bandwidth sering diberi kode ‘Q’. dan muncul di Equalizer. Untuk lebih mudahnya, lihat gambar ini

Besarnya bandwidth diukur dari -3dB di bawah frekuensi kerja hingga -3dB di atas frekuensi kerja. Jika fo dinaikkan atau diturunkan 10dB, maka daerah frekuensi yang dipengaruhi dianggap dari frekuensi di bawah f0 (disebut f1) dan di atas f0 (disebut f2) yang dinaikkan atau diturunkan 7dB. Sehingga bandwidth dihitung dengan f2 – f1.

Untuk menentukan besar atau kecilnya range frekuensi (bandwidth) kemudian dinamakan parameter quality atau kualitas (Q). Parameter Q dihitung dengan f0/(f2-f1). Jadi jika bandwidth-nya semakin lebar maka nilai parameter Q akan kecil dan sebaliknya jika bandwidth sempit maka nilai parameter Q akan besar. Sehingga besar kecilnya Q yang telah di atur dalam mixer maupun peralatan sound lainnya akan sangat berpengaruh terhadap perubahan lebar sempitnya (bandwidth) frekuensi yang akan kita atur – David Santoso
total harmonic distortion (THD)

Total Harmonic Distortion adalah sebuah indikator di amplifier atau pre-amp tentang seberapa jauh penurunan kualitas suara terjadi. THD diukur dengan cara membandingkan output dengan input.

Suara terdiri dari berbagai frekuensi. Kualitas suara input (frekuensi) dapat mengalami penurunan setelah diproses oleh alat tersebut. Besar penurunan kualitas ini dinyatakan dengan angka THD. Misalnya THD 0.004 %, artinya kualitas suara menurun 0,004% dibandingkan aslinya.

Semakin kecil nilai THD, semakin bagus kualitas alat tersebut - www.stereos.about.com
berbagai reverb

Ada beberapa tipe program reverb. Mari kita lihat lebih detail :

Tipe ROOM : reverb tipe ini adalah simulasi suara yang berbentuk ruangan. Simulasi suara ini mencerminkan ruangan yang lebih kecil dibandingkan tipe HALL.

Tipe HALL : tipe ini menghasilkan sound yang lebar, hangat, dan besar. Mencerminkan ruangan aula yang besar.

Tipe PLATE : tipe ini sangat sesuai untuk vokal. Pada jaman dahulu pembuatan reverb Plate dilakukan dengan cara mengirim sound ke sebuah plat metal yang akan memantulkannya kembali bolak balik. Suara vibrasi pantulan ini kemudian direkam kembali menjadi audio signal. Reverb ini bersifat cerah (bright) dan jernih (clean) sehingga cocok untuk vokal.

Tipe CHAMBER : dahulu kala, semua studio memiliki ruang pantul (echo chamber). Suara dikirimkan ke ruang pantul ini, kemudian direkam kembali. Suara pantulan inilah yang dinamakan reverb Chamber – www.emusictips.com
kesalahan dalam grouping mixer analog

Berikut saya ingin share kesalahan saya dalam melakukan grouping channel, yang ternyata berakibat cukup fatal pada hasil mixing saya.

Selama ini saya selalu set grup 1-2 untuk vocal dan 3-4 untuk musik dengan kondisi PAN tiap channel selalu di tengah (center). Di Fader Group juga ada toggle PAN, yang juga saya set di tengah (center). Disinilah letak kesalahan saya.

Karena kesalahan ini, saya tidak pernah mendapatkan sound yang clear pada setiap event yang saya tangani. bertahun2 ini kami tidak pernah mendapati mixing yang clear pada setiap eventnya. Konfigurasi ini ternyata menyebabkan signal yang dikirim ke channel Left dan Right menjadi kembar semua. Jadi seolah-olah ada 2 event kembar yang tampil live bersamaan dan menggunakan soundsystem yang sama alias MONO.

Setelah saya tahu cara grouping yang benar, lalu saya terapkan sebagai berikut : vokalis pada grup 1 (PAN di set full kiri/odd/left) dan musik pada grup 2 (PAN channel di set full kanan/even/right). Setelah itu, PAN di fader group saya set center. Dengan setting ini, maka sinyal di kiri dan kanan speaker tidak lagi kembar (mono), tetapi menjadi stereo. Yang artinya walaupun kami naikkan Main Fader, kita tetap bisa mendapati hasil mixing yang clear. Tiap-tiap instrumen ataupun vokal terdengar jelas dan tidak saling menumpuk.

Semoga kesalahan ini tidak terulang pada rekan-rekan SoundMan lainnya - loui-
pembicara penting

Banyak pembicara terbiasa mendengar suara mereka lewat speaker dan menyesuaikan volume dan kualitas suara mereka sesuai apa yang mereka dengar. Mereka butuh speaker monitor yang baik agar percaya diri dengan suara mereka.

Suara monitor yang terlalu kecil akan menyebabkan pembicara mendekatkan diri ke mic atau berteriak. Bila monitor terlalu keras akan menyebabkan mereka menjauh dari mic dan berbicara lembut. Perhatikan bagaimana mereka memegang mic – bila terlalu jauh, kecilkan monitor. Bila terlalu dekat, keraskan monitor - Dr. Dale A. Robbins
rasio Signal to Noise (S/N)

Rasio Signal to Noise (S/N) adalah jarak antara level sinyal dengan level dimana mulai terdengar noise. Besarnya S/N biasanya dinyatakan dalam dB (desibel).

Untuk mengetahuinya secara praktis (selain membaca manual alat) dapat kita gunakan cara berikut : Tanpa ada bunyi sinyal apapun, kita naikkan volume sampai kita mendengar adanya bunyi noise. Itulah nilai S/N dari alat yang kita operasikan.

Nilai S/N 30dB artinya ada 30dB sinyal dengan 0dB noise, dan juga berarti ada 31dB sinyal dengan 1dB noise, serta ada 50dB sinyal dengan 20dB noise, dst.

Semakin besar nilai S/N berarti semakin bebas alat tersebut dari noise. Alat dengan S/N 70dB lebih baik dari alat dengan nilai S/N 40dB. Alat pertama dapat menghasilkan bunyi yang bebas noise hingga 70dB, sedangkan alat kedua hanya mampu menghasilkan bunyi bebas noise 40dB saja.

Dengan mengetahui batas S/N, maka kita akan tahu sampai batas mana audio yang kita hasilkan bersih dari noise – Benjamin Soegiaman & JS
setting compressor

Compressor adalah sebuah alat yang sangat berguna. Di live music, kompresor diguanakan untuk membatasi peak sinyal. Kompresor dapat meningkatkan dan membumbui suara, tetapi bila di set terlalu tinggi akan merusak suara. Ingat hal ini : Hanya gunakan kompresor bila dibutuhkan, jangan meng-kompres hanya karena kita memiliki kompresor yang bagus !

Berikut adalah beberapa tips tuntunan dalam menggunakan kompresor. Tidak setiap kasus cocok dengan tips ini, tetapi tips ini patut dicoba sebagai bahan dasar untuk melakukan perbaikan lebih jauh.

Kick Drum - ratio 8:1, attack di bawah 2ms, reduksi maksimum 10dB.

Snare Drum – ratio 3:1, auto attack release, threshold -10dB. Bila menginginkan suara yang dalam, gunakan ratio antara 4:1 - 6:1, attack 5-10ms, release sekitar 150ms, reduksi maksimum 10dB.

Elektrik Gitar – ada 3 ide yang patut dicoba : Ratio antara 3:1 – 5:1 dengan auto attack release dan reduksi 8-10dB. Ratio antara 4:1 - 10:1 dengan attack 10-50ms dan release 0,4 detik. Untuk menghasilkan sound yang kuat, coba ratio lebih tinggi dan release lebih cepat

Bass - ratio antara 4:1 - 8:1, attack 50ms, release time 0,4 seconds, reduksi 6-10dB.

Vokal – ratio antara 4:1 - 8:1, attack yang cepat, release 0,5 detik, reduksi 4-6dB.

Jangan terlalu gila-gilaan meng-kompres vokal ! - OldBarn Audio
setting musik Hip-Hop

Seting compressor seperti apa yang dapat menghasilkan punch drum maksimum seperti yang dibutuhkan musik Hip-Hop dan House ?

Dalam banyak kasus Hip-Hop, ratio yang umum digunakan adalah 4:1 hingga 7:1. Ratio di atas 8:1 efektif untuk membatasi (limiting) bukan untuk kompresi. Para jagoan biasanya menggunakan reduksi antara 10 – 15 dB pada kick, snare, bass dan gitar.

Untuk membentuk sound kick drum yang ideal, kami umumnya menggunakan ratio 5:1 dengan threshold -12,4 dB. Sekali anda telah menemukan ratio dan threshold yang cocok, anda telah siap untuk memanaskan panggung dengan men-seting attack dan release yang sesuai - www.modernbeats.com




sumber : http://www.operator-sound.com/