IQRO' - BACALAH

Master Of Tutorial

Cari

Home » » Operator Sound - Perlengkapan Lainnya

Operator Sound - Perlengkapan Lainnya

DI BOX PASIF vs AKTIF

DI Box, senjata rahasia soundman di seluruh dunia, dibagi menjadi dua macam jenis berdasarkan sirkuitnya. Pada DI Box aktif terdapat sirkuit amplifier yang berguna untuk menguatkan, sementara pada DI Box pasif terdapat sebuah transformer yang mengubah sinyal.

Kedua jenis DI Box ini sangatlah menguntungkan. DI Box pasif dapat bekerja tanpa power apapun dan mempunyai kemampuan untuk mengurangi noise dari sirkuit tersebut. Namun untuk menghasilkan suara yang bagus, dibutuhkan transformer yang bagus juga. Sehingga dengan transformer yang bagus, otomatis harga juga akan semakin mahal.

Di sisi lain, DI Box aktif mempunyai kemampuan untuk mendorong sinyal dengan lebih kuat melalui kabel panjang dan mempunyai kualitas yang bagus hanya dalam harga yang lebih murah. Namun DI Box aktif harus ditenagai oleh batere/phantom power, atau AC/DC power supply. Jika DI Box aktif kekurangan power, suara yang dihasilkan akan distort (pecah), sehingga sangatlah mengganggu.

Lalu mana yang perlu dipilih? Ketika instrumen yang sedang beraksi mempunyai sinyal tinggi, DI Box pasif ber-transformer baik merupakan pilihan. Jika instrumen tersebut mempunyai sinyal lemah, dibutuhkan DI Box aktif. Bila anda menginginkan DI Box yang murah namun dapat diandalkan, pilihlah DI Box aktif. Namun jika budget tidak masalah, DI Box pasif dapat dijadikan pilihan. Selamat memilih! - John Christopher

Dalam suatu acara, bilamana anda sering mendengar bunyi popping dan sibilance yang cukup mengganggu dari sebuah mic, maka anda membutuhkan yang namanya windscreen.

Apa itu windscreen? Windscreen adalah sebuah aksesori yang sangat penting dalam penggunaan live show di mana alat ini dipasangkan tepat di atas kapsul microphonenya. Cara kerja windscreen sebenarnya cukup sederhana. Angin yang dihembuskan dari mulut  sebagai penyebab popping, diblokir oleh windscreen sehingga angin itu tidak sampai mencapai kapsul microphonenya sehingga bunyi popping dapat dihindari.

Mayoritas microphone sebenarnya sudah mempunyai windscreen internal, namun popping kadang masih terjadi maka anda membutuhkan windscreen. Di pasaran, windscreen tersedia atau dijual dalam berbagai macam warna, disain, dan ketebalan. Masing-masing dapat digunakan pada situasi tertentu.

Fungsi windscreen, selain menyelesaikan masalah pada popping, juga dapat mengurangi sibilance. Bagaimana caranya? Windscreen mempunyai kemampuan untuk memotong frekuensi high, di mana letak frekuensi sibilance berada. Dengan begitu sibilance pun dapat berkurang jika mic tersebut dipakaikan windscreen.

Dalam memasangkan windscreen, kualitas windscreen juga harus mendapat perhatian karena kualitas windscreen  sangat mempengaruhi suara yang tertangkap microphone. Oleh karena itu, semakin baik kualitas sebuah windscreen, semakin sedikit popping yang akan muncul.

Demikian penjelasan ini, semoga anda semakin mengerti kegunaan dari sebuah windscreen.
John Christopher
Dalam suatu acara, bilamana anda sering mendengar bunyi popping dan sibilance yang cukup mengganggu dari sebuah mic, maka anda membutuhkan yang namanya windscreen.

Apa itu windscreen? Windscreen adalah sebuah aksesori yang sangat penting dalam penggunaan live show di mana alat ini dipasangkan tepat di atas kapsul microphonenya. Cara kerja windscreen sebenarnya cukup sederhana. Angin yang dihembuskan dari mulut  sebagai penyebab popping, diblokir oleh windscreen sehingga angin itu tidak sampai mencapai kapsul microphonenya sehingga bunyi popping dapat dihindari.

Mayoritas microphone sebenarnya sudah mempunyai windscreen internal, namun popping kadang masih terjadi maka anda membutuhkan windscreen. Di pasaran, windscreen tersedia atau dijual dalam berbagai macam warna, disain, dan ketebalan. Masing-masing dapat digunakan pada situasi tertentu.

Fungsi windscreen, selain menyelesaikan masalah pada popping, juga dapat mengurangi sibilance. Bagaimana caranya? Windscreen mempunyai kemampuan untuk memotong frekuensi high, di mana letak frekuensi sibilance berada. Dengan begitu sibilance pun dapat berkurang jika mic tersebut dipakaikan windscreen.

Dalam memasangkan windscreen, kualitas windscreen juga harus mendapat perhatian karena kualitas windscreen sangat mempengaruhi suara yang tertangkap microphone. Oleh karena itu, semakin baik kualitas sebuah windscreen, semakin sedikit popping yang akan muncul.

Demikian penjelasan ini, semoga anda semakin mengerti kegunaan dari sebuah windscreen.
John Christopher
Dalam suatu acara, bilamana anda sering mendengar bunyi popping dan sibilance yang cukup mengganggu dari sebuah mic, maka anda membutuhkan yang namanya windscreen.

Apa itu windscreen? Windscreen adalah sebuah aksesori yang sangat penting dalam penggunaan live show di mana alat ini dipasangkan tepat di atas kapsul microphonenya. Cara kerja windscreen sebenarnya cukup sederhana. Angin yang dihembuskan dari mulut  sebagai penyebab popping, diblokir oleh windscreen sehingga angin itu tidak sampai mencapai kapsul microphonenya sehingga bunyi popping dapat dihindari.

Mayoritas microphone sebenarnya sudah mempunyai windscreen internal, namun popping kadang masih terjadi maka anda membutuhkan windscreen. Di pasaran, windscreen tersedia atau dijual dalam berbagai macam warna, disain, dan ketebalan. Masing-masing dapat digunakan pada situasi tertentu.

Fungsi windscreen, selain menyelesaikan masalah pada popping, juga dapat mengurangi sibilance. Bagaimana caranya? Windscreen mempunyai kemampuan untuk memotong frekuensi high, di mana letak frekuensi sibilance berada. Dengan begitu sibilance pun dapat berkurang jika mic tersebut dipakaikan windscreen.

Dalam memasangkan windscreen, kualitas windscreen juga harus mendapat perhatian karena kualitas windscreen sangat mempengaruhi suara yang tertangkap microphone. Oleh karena itu, semakin baik kualitas sebuah windscreen, semakin sedikit popping yang akan muncul.

Demikian penjelasan ini, semoga anda semakin mengerti kegunaan dari sebuah windscreen.
John Christopher
Menyeimbangkan low dan hi di telinga manusia
Pada penelitian Bapak Fletcher dan Munson, telinga manusia tidak dapat mendengar frekuensi yang sangat rendah dan frekuensi yang sangat tinggi. Telinga manusia lebih sensitif terhadap frekuensi mid, dimana vokal manusia berada dalam frekuensi tersebut.

Pernahkah kalian mendengar EQ bentuk smile face ? Itu merupakan salah satu cara untuk menyeimbangkan semua frekuensi pada telinga manusia, karena mid yang dominan dapat dicut dan frekuensi low dan high dapat diboost dengan EQ smile. Namun tanpa EQ smile, frekuensi dapat diseimbangkan dengan mengatur volume sehingga balans frekuensinya.

Apa yang membuat pengaturan volume dapat mengatasi kekurangan frekuensi low dan high? Speaker pada volume rendah memproduksi frekuensi mid yang lebih dominan dibanding frekuensi low dan high. Ketika volume speaker semakin meningkat, frekuensi low dan high dapat meningkat juga. Ketika volume terlalu besar, frekuensi low dan high dapat terlalu dominan hingga frekuensi mid dapat tenggelam.

Selain itu tombol bass boost dapat digunakan. Ini merupakan kecenderungan orang untuk mengerti guna tombol ini. Mayoritas orang berpikir bahwa tombol ini akan membuat frekuensi low yang lebih mendentum. Namun ternyata guna tombol ini adalah memboost frekuensi low dan high sehingga dapat seimbang dengan frekuensi high tersebut. Tetapi tombol ajaib ini hanya berfungsi pada volume rendah dari speaker. Ketika tombol ini digunakan pada volume yang lebih besar, frekuensi low dan high akan terlalu dominan.

Dengan ini telah dijelaskan beberapa cara menyeimbangkan frekuensi yang kurang terdengar pada telinga kita, seperti yang dikatakan dalam Fletcher Munson Curve - John Christopher
DRUM AKUSTIK VS DRUM ELEKTRIK

Sebagai drummer, saya pribadi lebih menyukai drum akustik daripada drum elektrik. Disini saya akan mereview sedikit plus minus dari keduanya berdasarkan pengalaman saya.

Subyek
   

Drum akustik
   

Drum electric

Over Volume
   

Sangat mungkin terjadi karena tiap player berbeda power pukulannya. Bila ruangan kecil SoundMan tidak punya full control atas suara yang diperdengarkan. Malah bisa terjadi suara drum menutupi suara instrument lain
   

Tidak terjadi masalah over-volume karena ada volume control, sehingga SoundMan memiliki full control. Drum electric sangat baik untuk ruangan kecil



Feel dan touch
   

Feel dan touch dari membran drum akustik benar-benar natural dan nyaman dimainkan oleh pemain drumnya.
   

Feel dan touchnya agak kalah dibandingkan drum akustik. Kecuali bila kita bersedia merogoh kocek cukup dalam untuk membeli drum elektrik yang mahal dengan feel dan touch mirip akustik

Tune
   

Sangat mungkin terjadi salah tuning drum membran sehingga suaranya agak fals. Suara fals cukup sulit diperbaiki oleh drummer.
   

Tune sudah sangat baik karena lewat program preset (bank) yang sudah dipilih dengan baik oleh pembuat drumnya. Biasanya cuma tinggal minor tuning supaya dapat sound yang disukai pemainnya. Di mixer SoundMan juga biasanya EQ flat sudah cukup

Groove
   

Drum akustik idealnya akan menggunakan banyak mic, jadi memudahkan SoundMan untuk mengatur groove yang tepat. Bila groove lagu ada di snare drum, maka cukup fader snare dinaikkan 3 dB akan langsung membuat perbedaan
   

Hanya ada 2 output: Left dan Right, jadi agak sulit bila ingin menonjolkan bagian drum tertentu. Hal ini bisa dilakukan oleh sang pemain yang mengatur balans di modul drum elektriknya. Tapi biasanya pemain drum cenderung mau semua soundnya seimbang, atau terpaksa soundman harus agak ribet memboost/cut frekuensi tertentu untuk bisa membuat perbedaan

Monitor pemain
   

Monitor digunakan pemain hanya untuk mendengar alat musik yang lain dan vokalis
   

Monitor harus mengeluarkan suara drum itu sendiri, baru instrumen musik yang lain. Sangat perlu memiliki monitor/headphone yang bagus sehingga pemain akan merasa nyaman memainkan drumnya

Baik drum elektrik ataupun drum akustik, semua ada plus minusnya, sekarang pilihan ada di kita. Yang penting adalah kendala dengan drum harus dapat diatasi - loui
Tes Polarity tanpa Phase-Checker

Penting sekali bagi kita memastikan bahwa sambungan + dan – dari kabel speaker kita tidak terbalik sehingga speaker-speaker kita In-Phase satu sama lain. Gejalanya Out-Phase adalah nada-nada low / bas menghilang. Tetapi bila anda tidak yakin dan tidak memiliki alat PHASE-CHECKER, maka tes sambungan kabel speaker anda dengan cara berikut:

1. Putar CD lagu yang banyak mengandung nada low/bass. Keraskan speaker low (subwoofer) dan dengarkan bunyi basnya baik-baik.

2. Setelah itu kecilkan volume dan balik kabel speaker di salah satu speaker (Yang tadinya + kini menjadi -, yang tadinya – menjadi +). Besarkan kembali CD tersebut.

Sambungan kabel + dan – yang benar adalah yang menghasilkan bunyi low paling besar. Selamat mencoba – Kbapps.com
Headphone

Headphone berguna untuk tugas mixing, tetapi ingat, suara ruangan kita (ambiance) berbeda sedikit dengan apa yang kita dengar di headphone. Untuk mendapatkan mixing yang baik harus dilakukan tanpa headphone, yaitu dengan mendengar apa yang penonton dengar. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengatur suara dengan benar – Dr. Dale A. Robbins
SPL noise lingkungan kerja

Berikut adalah data SPL lingkungan (noise) untuk keperluan set-up sound system di lapangan:

- Batas pendengaran manusia 130 dB

- Obrolan manusia secara normal 40 - 60 dB

- Jalan raya yang sibuk dari jarak 10 meter 60 - 80 dB

- Televisi di rumah dari jarak 1 meter + 60 dB

- Ketukan palu dari jarak 1 meter + 100 dB

Agar terdengar jelas, sound kita harus ber SPL lebihi dari noise lingkungan di atas - wikipedia
Bunyi B, P dan T dalam rekaman

Dalam rekaman vokal, seringkali sang vokalis menimbulkan ledakan bunyi PLOSIVE tiap kali mengucapkan hurup B, P dan T. Hal ini juga kerap terjadi walaupun saya sudah menggunakan windscreen.
Untuk mengatasi ini, saya sering menggunakan sebatang pinsil dan meletakkannya di antara bibir vokalis dan mic waktu rekaman. Percaya atau tidak, cara ini sangat ampuh - AJ studio 15
Tuning ruangan

Salah satu hal penting dalam pembuatan studio musik adalah tuning ruangan agar berespons flat. Menggunakan EQ untuk tuning ruangan studio tidak disarankan, karena bunyi di tiap posisi dalam ruangan berbeda-beda.

Penggunaan absorber (penyerap) dan diffuser (pemecah pantulan) akan menolong lebih baik dalam tuning ruangan. Absorber dan diffuser juga dapat menolong mengurangi bunyi pantulan reverb.

Apapun bentuk ruangannya, maka tips berikut dapat digunakan:

Coba tepuk tangan 1 kali di berbagai posisi dalam ruangan, dengarkan apakah ada bunyi tertentu tetap tinggal setelah tepukan berhenti. Bila nada menonjol tersebut adalah nada high / mid, maka gunakan absorber tipis seperti foam atau fiberglass. Letakkan bahan tersebut di berbagai tempat agar bunyi high / mid tersebut berkurang Penggunaan diffuser berbentuk sirip atau petak-petak juga dapat mengurangi bunyi high-mid ini.

Selalu tempatkan bass-trap di sudut-sudut ruangan dan siku atap. Menggunakan karpet atau alas-telur tanpa bass-trap akan membuat ruangan anda menjadi mati (tanpa high-mid) tetapi sekaligus juga boomy – Ethan Winner
Musisi bandel

Banyak panggung live-music beruntung mendapatkan musisi berbakat di panggungnya. Tetapi kadangkala ada beberapa pemusik yang merasa perlu bermain keras. Masalah ini makin menjadi-jadi apabila pemusik tersebut dapat mengontrol sendiri volumenya melalui amplinya. Operator sound akan sulit sekali mendapatkan mix yang baik bila pemusik ini menaikkan volumenya sehingga menutupi yang lain. Meminta pemusik tersebut mengecilkan suaranya biasanya tidak ampuh. Suara akan mengecil sementara, lalu kemudian membesar lagi.

Untuk mengatasi hal ini, maka jelaskan pada musisi tersebut bahwa anda sangat ingin agar hadirin mendapat sound terbaik yang enak dan nyaman. Minta pemusik tersebut untuk mempercayai anda. Sebagai langkah kedua, rekam penampilan mereka dengan sebuah mic atau handycam, lalu saksikan bersama pemusik tersebut. Rekaman ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemusik tersebut terlalu keras ! – SoundAudioSystem
Membuat ruangan bersuara indah

Hanya ada satu hal yang membuat ruangan bersuara indah : REVERB. Reverb yang memantulkan seluruh frekuensi secara merata dalam jumlah yang cukup akan dapat membuat ruangan bersuara indah. Bila reverb terlalu panjang, maka kejelasan suara akan berkurang.

Mendesain ruangan dengan baik jauh lebih murah dibandingkan memperbaikinya kemudian. Dalam membuat ruangan yang baik soundnya, ada 3 hal yang harus diperhatikan:

1. Gelombang bas harus dapat terbentuk sempurna. (Frekuensi 20 Hz memerlukan jarak min. 17,5 meter baru terbentuk sempurna). Ruangan kecil sebaiknya memiliki atap yang tinggi, sehingga gelombang bas dapat berjalan lengkap dan terbentuk sempurna.

2. Dimensi ruangan tidak boleh kelipatan angka yang sama. Misalnya panjang 6 meter, lebar 12 meter, dengan tinggi 3 meter. Dimensi ini akan menimbulkan masalah serius dengan munculnya frekuensi tertentu yang dapat menyebabkan feedback.

3. Tidak ada (atau seminimal mungkin) dinding paralel atau atap paralel. Kemiringan 12 derajat akan sangat menolong menghilangkan terlalu banyak pantulan, sehingga feedback dapat dihindari.

Setelah itu semua selesai dan ruangan masih memantulkan terlalu banyak echo, penggunaan panel ABSORPTION dan panel DIFFUSION akan sangat menolong. Bantuan ahli akustik diperlukan dalam hal ini – disadur dari Matt PCMus
Pertempuran di panggung

Di panggung live, kadang-kadang pemusik mengeluh: "sulit sekali memonitor suara instrumen saya di panggung ini".

Kesulitan ini terjadi karena panggung biasanya hingar-bingar. Keadaan hingar-bingar terjadi  karena semua adu keras dengan memperbesar bunyi ampli masing-masing. Sebaiknya tiap ampli tidak terlalu keras tetapi pemusiknya tetap dapat memonitor bunyinya dengan baik. Untuk mengatasinya coba lakukan hal-hal berikut:

1. Pertama-tama, pindahkan arah hadap masing-masing ampli / monitor. Contoh : Ampli gitar hadap kiri, ampli keyboard agak mendongak hadap kanan, dsb. Tentunya tetap menghadap ke pemusikterkait.

2. Coba tonjolkan suara instrumen pemusik di monitor nya masing-masing. Misalnya di monitor pemain gitar, kecilkan bunyi instrumen lain yang di monitor tersebut sehingga suara gitarnya menjadi menonjol. Jadi pemain gitar mendengar suara gitar nya melalui 2 speaker : amplinya dan monitornya. Setelah itu, minta pemain gitar tersebut mengecilkan amplinya. Otomatis maka bunyi gitar di atas panggung akan menjadi kecil dan fokus hanya ke pemain gitar saja. Hal ini akan mengurangi 'hingar bingar' panggung.

3. Perhatikan cara bermain para pemusik di panggung. Jika kita mendengar bahwa suara gitar menutupi suara keyboard (atau sebaliknya), maka coba minta para pemusik untuk main di oktaf yang berbeda (gitar oktaf yang lebih tinggi, keyboard oktaf middle, bas oktaf rendah).

4. Bila kita merasa suara drum terlalu keras, coba atur suara di monitor drum. Biasanya karena monitor drum terlalu kecil maka pemain drum main lebih keras. Hal yang sama juga berlaku di monitor instrumen lain. Jangan lupa untuk menghadapkan speaker monitor ini ke arah telinga pemusiknya. Jangan ke arah lutut atau punggungnya!

5. Bila pertempuran antara alat musik masih tetap seru di panggung, coba bagi frekuensi suara semua amplifier di panggung. Gitar disetel agak high dengan cara mid dan low dikurangi. Bas dikurangi high dan mid nya. Keyboard dikurangi high dan low. Jadi masing-masing ampli memiliki jatah frekuensi masing-masing. Tentu sebelumnya dikomunikasikan dan didiskusikan terlebih dahulu dengan para pemusik terkait.

Insya Allah tidak terjadi pertempuran suara lagi  - JS gims
Mono is good !!

Jangan terlalu kreatif menciptakan mixing stereo dalam live-show. Anda mungkin menikmatinya dari belakang mixer, tetapi sedikit sekali penonton yang berada dalam posisi tepat untuk menikmati stereo-image yang anda ciptakan. Faktanya adalah penonton di sisi kiri mengalami kesulitan mendengar suara yang di pan ke kanan. Begitu juga sebaliknya. Karena itu, tetap gunakan simpel mono-mix - Robin Stephenson
Ruangan dengan banyak pantulan

Ruangan dengan banyak reverb (pantulan suara) adalah kutukan. Sound intelligibility (kejelasan dan kejernihan suara) akan hilang dalam ruangan seperti ini.

Dalam menghadapi ruangan seperti ini, ingat Golden Rule “Kejelasan suara akan meningkat bila suara datang dari satu sumber saja”. Rule ini dikembangkan dari teori tentang Comb Filtering (phase cancellation dari pantulan-pantulan suara).

Menempatkan speaker di satu titik akan sangat menolong menghindari hal ini. Selain itu feedback mic juga akan berkurang. Coba saja - Phaenelagh Burnett LENARD AUDIO
Peak

Kalau kita tidak memiliki Peak / Clipping Meter di sistem sound kita, coba tutup lubang telinga anda dengan jari, lalu dekatkan kepala anda sedekat mungkin dengan speaker. Ini akan menolong kita untuk mendengarkan bunyi peak / clipping yang tak terdengar. Saya mendapati horn saya peak / clipping dengan cara ini. - Brandon Arender
Berurusan dengan Klien

Bila kita harus menangani sound dari samping panggung, adalah ide bagus untuk bertanya pada seseorang di penonton tentang sound yang kita hasilkan. Pastikan orang yang anda tanya dapat anda percaya (contoh : jangan bertanya pada lansia yang pendengarannya sudah pasti menurun !). Adalah lebih baik bila kita bertanya pada panitia penyelenggara. Lakukan perbaikan sesuai sarannya, tapi seperlunya saja jangan terlalu drastis juga. Bagaimana pun juga, bisnis mereka dipengaruhi oleh volume suara kita - Scott H dari PA System
Lindungi telinga Anda

Alat yang paling penting untuk Operator Sound adalah telinga. Bila telinga mengalami kerusakan, maka hasil kerja kita tidak akan optimal.

Pastikan agar melindungi telinga anda dengan mengawasi agar kita menghindari bunyi diatas 130 dB secara berlebihan.

Untuk mengetahui keadaan telinga kita, dapat dilakukan tes Audiometry. Laboratorium Klinik Umum seperti HiLab di beberapa kota dapat melakukan hal ini dengan biaya terjangkau. Dengan tes Audiometry, maka kita dapat mengetahui kepekaan telinga kita terhadap frekuensi suara yang berbeda-beda.

Secara umum, kita dapat mengetahui keberadaan telinga kita dengan tes WHO berikut :

- Telinga baik = Mampu mendengar orang berbisik

- Telinga agak rusak = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan secara normal dari jarak 1 meter

- Telinga agak butuh alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara dikeraskan dari jarak 1 meter.

- Telinga harus dibantu alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara berteriak dari jarak 1 meter - JS
Feedback dari Subwoofer

Menghindari feedback adalah tugas utama operator sound live. Agar resiko feedback dari subwoofer berkurang, maka suara vokal tidak boleh ada di subwoofer.

Caranya mudah : pasang CD yang ada suara vokalnya, lalu hidupkan hanya subwoofer tersebut. Set Crossover sub hingga tidak ada lagi bunyi vokal penyanyi di situ – Benjamin Soegiaman

Sumber : http://www.operator-sound.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas saran & kritiknya !!

Luas Lingkaran

MENGHITUNG LUAS LINGKARAN

Nilai jari-jari   = 

Terbaru

Lokasi Master of Tutorial

Anda Pengunjung ke :

Translate

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.