Bagan ka'bah. |
- Memulai thawafnya
dengan menyisir dekat Hajar Aswad, sambil mencium, menyapu atau memberi
isyarat bagaimana dapatnya; lalu diucapkan: بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ
وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (Bismilllaahi
Wallaahu akbar, allaahumma iimaanan bika watashdiiqan bikitaabika,
wawafaa'an bi'ahdika wattiibaa'an li sunnatin nabiyyi shallallaahu
'alaihi wa sallam.). Artinya:
"Dengan nama Allah, Allah yang maha
besar, Ya Allah, demi keimanan kepda-Mu, dan membenarkan kitab suci-Mu,
memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad saw." [1].
- Disunnatkan berjalan cepat pada
tiga putaran pertama; langkah hendklah diperpendek dan dipercepat, dan
sedapat mungkin mendekatkan diri ke ka'bah. Kemudian pada empat kali
putaran selanjutnya hendaklah ia berjalan seperti biasa. Bagi yang tidak dapat berjalan cepat atau mendekati ka'bah, bolehlah thawwaf sebagaimana dapatnya, dan disunatkan menyapu rukun Yamani dan mencium Hajar Aswad atau mengusapnya pada setiap kali dari 7 putaran itu.
- Memperbanyak DO'A dan dzikir. a. Saat menghadap Hajar Aswad membaca: بِسْمِ
اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ
ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(Bismilllaahi
Wallaahu akbar, allaahumma iimaanan bika watashdiiqan bikitaabika,
wawafaa'an bi'ahdika wattiibaa'an li sunnatin nabiyyi shallallaahu
'alaihi wa sallam.). Artinya: "Dengan
nama Allah, Allah yang maha besar, Ya Allah, demi keimanan kepda-Mu,
dan membenarkan kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti
sunnah Nabi-Mu Muhammad saw." [1]. b. Jika telah mulai thawwaf, diucapkan: سُبْحَان اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلّهِ وَ لآ اِلهَ اِلّا اللّهُ، وَ
اللّهُ اَكْبَرُ وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوَّة ِ الَّا بِاللّهِ (Subhaanallaah, walhamdulillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, wala haulaa walaa kuwwata illaa billaah). Artinya:
"Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan melainkan
Allah, Allah Mahabesar dan tiada daya maupun tegaga kecuali dengan
Allah." [2].
- Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca: رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti
hasanah wa qina ‘adzaban naar). ” Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa
neraka".[3].
- Jika telah selesai 7 putaran, shalatlah dua rakat'at dekat maqam Ibrahim, sambil membaca: وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى (Wattakhidzuu mim maqaami ibraahiima mushalla) ” Dan
jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat" [4]. Dengan demikian berakhirlah thawwaf, kemudian dilanjutkan dengan sa'i.
Keterangan:
- Syafi'i : "Saya ingin agar setiap berdekatan dengan hajar aswad, seseorang membaca takbir, dan waktu berjalan cepat agar berdo'a" اللهم اجعله حجاً مبرورا وذنبا مغفوراً وسعيا مشكورا (Allahummaj'alhu hajjan mabruuraa wadzanban maghfuuraa wasa'yan masykuuraa) Artinya:"Ya Allah, jadikanlah hajiku ini haji yang mabrur, dosaku diampuni, dan sa'iku dihargai!). Sedang pada setiap putaran thawwaf dibaca: رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ عَمَّا تَعْلَمُ ,و أَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ أللهم آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (Rabbighfir warham wa'fu ammaa ta'lam, waantal-a'azzul akram. Allaahumma aatinaa fid dun-yaa haanah wafil aakhirati hasanah waqinaa 'adzaaban naar). Artinya: " Ya Tuhanku, ampunilah daku dan kasihanilah, dan maafkan kesalahan-kesalahanku yang Engkau ketahui, dan Engkaulah Yang Mahakuat dan Mahamulia. Ya Allah, berilah kami di dunia ini kebaikan, dan di akhirat juga kebaikan, dan lindungilah kami dari siksa neraka."
- Dan diterima dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia biasa membaca diantara dua sudut Ka'bah: أللهم قنئنى بما رزقتني وبارك لي فيه واخلف علي كل غابتن بخير (Allaahummaa qanni'nii bimaa razaqtanii wabaarik lii fiihi, wakhlif 'alaiya kulla ghaaibatin bikhair) Artinya: :"Ya Allah, berilah daku kecukupan dengan rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku, dan berilah daku berkah padanya, serta gantilah segala barang yang hilang dengan yang baik." [5].
- Membaca Al-Qur'an bagi orang yang thawwaf: Tak ada halangannya bila orang sedang thawwaf itu membaca AL-Qur'an. Karena maksud disyari'atkannya thawwaf itu ialah untuk mengingat Allah, sedang Al-Qur'an itu berisikan dzikir - ingat - kepada Allah. Diterima dari 'Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Diadakannya thawwaf di ka'bah, sa'i antara shafa dan Marwa, dan melempar jumrah-jumrah itu tiada lain hanyalah buat membangkitkan dzikir kepada Allah Ta'ala." [6].
Sunnah Dan DO'A-Do'a Sa'i
Jarak Shafa - Marwa + 400 m. |
- Disunnahkan berjalan biasa diantara shafa dan Marwa, kecuali diantara dua tiang, maka disunatkan berjalan cepat - berlari-lari kecil - Dicantumkan dalam sebuah hadits bahwa Nabi saw. berlari hingga karena cepatnya, sarungnya terbelit sekitar pinggangnya. Dan jika seseorang berjalan tanpa berlari, maka hukumnya boleh. Diterima dari Sa'id bin Juberi r.a., katanya:"Saya melihat Ibnu Umar r.a. berjalan diantara Shafa dan Marwa." Lalu katanya lagi: "Jika saya berjalan biasa maka telah saya lihat Rasulullah saw. juga berjalan. Dan jika saya berlari-lari kecil, maka saya juga pernah meliihat Rasulullah saw. berlari. Hanya sekarang ini saya sudah tua bangka!" [7]. Hukum sunah itu hanyalah khusus bagi laki-laki, adapun wanita maka tidaklah disunatkan mereka berlari, cukup berjalan seperti biasa.
- Disunahkan naik Shafa dan Marwa dan berdoa di sana memohon apa juga yang dikehendaki mengenai kepentingan agama maupun dunia dengan menghadap ke Baitullah. Yang dikenal dari perbuatan Nabi saw. ialah bahwa mula-mula ia keluar dari Baabush Shafa. Tatkala dekat ke Shafa dibacanya: إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ (Innash shafaa wal marwata min sya'aairillaah) " Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah."[8]. Kemudian ucapkanlah: أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ (abdau bimaa badaallaahu bih) "Kami memulai dengan apa yang dengannya Allah memulai."
- Maka dimulainya dengan Shafa, lalu naik ke atasnya hingga tampak Baitullah, lalu menghadap kiblat, membaca kalimat tauhid dan takbir tiga kali serta memujinya, lalu membaca: لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي ويُمِييْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَه (Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyiii wayumiitu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Laa ilaaha illallaahu wahdah, anjaza wa'dahu manashara 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah.) "Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah semata, tiada sekutu bagiNya, hanya bagiNya segala kerajaan dan hanya bagiNya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang haq melainkan Dia, tiada sekutu bagiNya, yang menepati janjiNya, yang memenangkan hambaNya dan yang menghancurkan golongan-golongan (kafir) dengan tanpa dibantu siapa pun." Ulangilah dzikir tersebut sebanyak tiga kali dan berdo’alah pada tiap-tiap selesai membacanya dengan do’a-do’a yang Anda kehendaki.
- Kemudian turunlah untuk melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah. Bila Anda berada di antara dua tanda hijau, lakukanlah sa’i dengan berlari kecil (khusus untuk laki-laki dan tidak bagi wanita). Jika Anda telah sampai di Marwah, naiklah ke atasnya dan menghadaplah ke Ka’bah, kemudian ucapkan sebagaimana yang Anda ucapkan di Shafa (do'a point 3). Demikian hendaknya yang Anda lakukan pada putaran berikut-nya. Pergi (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu kali putaran dan kembali (dari Marwah ke Shafa) juga dihitung satu kali putaran hingga sempurna menjadi tujuh kali putaran. Karena itu, putaran sa’i yang ke tujuh berakhir di Marwah.
- Disunnahkan pula berdo'a diantara Shafa dan marwa, berdzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur'an. Telah diriwayatkan bahwa ketika sa'i Nabi saw. membaca: رب اغفر وارحم واهدني السبيل الاقوم (Rabbigh fir warham, wahdinis sabiilal aqwaam) Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dan beri rahmatlah daku, serta tunjukilah daku jalan yang lurus." Dan diriwayatkan pula daripadanya: رب اغفر وارحمإنك انت الأعز الأكرم (Rabigh fir warham, innaka antal a'azzul akram). Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dan berilah rahmat daku, sungguh Engkau Mahakuat lagi Mahamulia."
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya
Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sumber: Fikih Sunnah 5 hal.197-211, Sayyid Sabiq, Penerbit: PT.Al-Ma'arif, Bandung.
bbg-alilmu.com
---------------------------------------------------------------------------------------------
[1]. [HR. Ath Thabarani, Syaikh Al Bani mengatakan hadits ini mauquf].
[2]. H.R. Ibnu Majah.
[3]. (QS. Al Baqarah: 201). Juga berdasar hadits: “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata di antara dua rukun: Robbanaa aatina fid dunya hasanah wa fil aakhirooti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar (Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari adzab neraka).” (HR. Abu Daud no. 1892. Juga diriwayatkan oleh Syafi'i, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
[4]. (QS. Al Baqarah: 125).
[5]. Riwayat Sa'id bin Manshur dan Hakim.
[6]. Diriwayatkan oleh Abu Daud, juga oleh Turmudzi yang menyatakan hasan lagi shahih.
[7]. H.R. Abu Daud dan Tirmidzi.
[8]. [Q.S. Al-Baqarah: 158]
sumber : www.jadipintar.com
[2]. H.R. Ibnu Majah.
[3]. (QS. Al Baqarah: 201). Juga berdasar hadits: “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata di antara dua rukun: Robbanaa aatina fid dunya hasanah wa fil aakhirooti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar (Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari adzab neraka).” (HR. Abu Daud no. 1892. Juga diriwayatkan oleh Syafi'i, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
[4]. (QS. Al Baqarah: 125).
[5]. Riwayat Sa'id bin Manshur dan Hakim.
[6]. Diriwayatkan oleh Abu Daud, juga oleh Turmudzi yang menyatakan hasan lagi shahih.
[7]. H.R. Abu Daud dan Tirmidzi.
[8]. [Q.S. Al-Baqarah: 158]
sumber : www.jadipintar.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas saran & kritiknya !!