Dunia Serasa Milik Berdua |
Sudah menjadi kodrat manusia, siapapun dia adanya, jika hendak mencari pasangan hidup sudah pasti menginginkan yang berharta, cantik / ganteng, berkedudukan, bernasab tinggi, dari keluarga terpandang; syukur-syukur kalau ditambah penyayang, setia, penuh tanggungg jawab, sabar, pemaaf, patuh, pintar, populer, baik hati, dermawan, .........(siapa yang tidak mau ?). Tetapi, kerap apa -apa idealisme yang diinginkan, malah sebaliknya yang didapat, perkawinan dirasakan bagai malapetaka, konflik, aneka perbedaan, bahkan tidak jarang berakhir dengan perceraian. Idealisme hanya menjadi mimpi dan angan-angan. Maka, Agama Islam memberi tuntunan agar ummatnya berhasil dalam membina rumah tangga, sakinah mawaddah wa rahmah, dan kunci awalnya dimulai dari kriteria dalam memilih pasangan hidup.
Kriteria Memilih Isteri
Mencari dengan Teliti |
Isteri
adalah tempat penenang bagi suaminya, tempat menyemai benih, sekutu
hidup, pengatur rumah tangga, ibu dari anak-anaknya tempat tambatan
hati, tempat menumpahkan rahasia dan mengadukan nasibnya. Isteri
merupakan tiang rumah tangga paling penting karena ia menjadi sarana
memuliakan anak-anak, membimbing, memberi contoh dan tempat belajar bagi
anak-anak, tempat mendapatkan warisan berbagai nilai dan sifat-sifat,
tempat anak membentuk emosinya, memperoleh pendidikan bakatnya,
bahasanya, mengenal agamanya dan tempat memperoleh latihan
bermasyarakat. karena itu Islam menganjurkan agar memilih isteri yang
shaleh dan menyatakannya sebagai perhiasan yang terbaik. Yang dimaksud shaleh disini adalah hidup mematuhi agama dengan baik, bersikap luhur, memperhatikan hak-hak suaminya dan memelihara anak-anaknya dengan baik.Adapun sifat-sifat duniawi yang tidak mempunyai nilai baik, luhur dan utama, Islam memperingatkannya dan menyuruh menjauhinya,
Tuntunan Islam dalam Memilih Isteri
1. Karena agamanya :
وَلَا تَنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكَـٰتِ حَتَّىٰ
يُؤۡمِنَّۚ وَلَأَمَةٌ۬ مُّؤۡمِنَةٌ خَيۡرٌ۬ مِّن مُّشۡرِكَةٍ۬ وَلَوۡ
أَعۡجَبَتۡكُمۡۗDan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. (QS.Al-Baqarah: 221).
Rasulullah saw bersabda: " Perempuan itu dikawini karena empat perkara; karena cantiknya, atau karena keturunannya, atau karena hartanya atau karena agamanya. Tetapi pilihlah yang beragama, agar selamatlah dirimu." (HR.Bukhari dan Muslim).
Isteri Shalihah Membimbing Anak-Anak |
2. Meluruskan niat, bukan karena motif duniawi
Rasulullah saw. bersabda: " Barangsiapa
kawin dengan perempuan karena hartanya, maka Allah malah akan
menjaadikannya fakir. Barangsiapa kawin denga perempuan karena
keturunanya, malah Allah akan menghinakannya. Tetapi barangsiapa kawin
dengan perempuan agar lebih dapat menundukkan pandangannya, membentengi
nafsunya atau untuk menyambung tali persaudaraan, maka Allah tentu
memberikan barokah kepadanya dengan perempuan itu dan kepada
perempuannya diberikan barokah karenanya." (HR.Ibnu Hibban).
3. Mencari yang terbaik sesuai definisi Rasulullah
Rasulullah saw. bersabda: "Perempuan
yang terbaik yaitu bila kau lihat, menyenangkan, bila kap perintah
mematuhimu, bila kau beri janji, diterimanya dengan baik dan bila kau
pergi, dirinya dan hartanya dijaganya dengan baik." (HR.Nasa'i).
4.Memperhatikan lingkungan asalnya.
Rasulullah saw. bersabda: "
Jauhilah olehmu si cantik yang beracun!" lalu seorang sahabat bertanya:
" Wahai Rasulullah, siapakah si cantik yang beracun itu?" Jawabnya:
"Perempuan yang cantik tetapi dalam lingkungan yang jahat."
5. Disunnatkan agar isteri diambil masih gadis,
karena gadis umumnyua masih segaar dan belum pernah mengikat cinta
dengan laki-laki lain, sehingga perkawinan lebih kokoh dan cintanya
kepada suami lebih menyentuh jantung hatinya, sebab biasnya cinta itu
jatuhnya pada kekasih pertama.
Tatkala Jabir bin Abdullah kawin dengan seorang janda, Rasulullah saw. bersabda kepadanya: "Alangkah baiknya seorang gadis saja, engkau dapat bergurau dengannya dan iapun dapat bergurau dengannya."
6. Juga patut diperhatikan tentang perbedaan umur, kedudukan sosial, pendidikan dan keadaan ekonomi antara suami dan istreri.
Jika perbedaan-perbedaan dalam soal-soal ini relatif kecil, maka hal
ini akan bisa menolong kelanggengan hidup berumah-tanggga dan
keabadiannya dalam kasih sayang.
Insyaallah, amin....
Kriteria Calon suami
Kepada wali dalam memilihkan suami buat puterinya, hendaknya dipilihkan laki-laki yang memenuhi syarat-syarat, sbb. :
Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah |
1. Beragama Islam/mu'min
وَلَا تُنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤۡمِنُواْۚ وَلَعَبۡدٌ۬
مُّؤۡمِنٌ خَيۡرٌ۬ مِّن مُّشۡرِكٍ۬ وَلَوۡ أَعۡجَبَكُمۡۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
يَدۡعُونَ إِلَى ٱلنَّارِۖ وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ
وَٱلۡمَغۡفِرَةِ بِإِذۡنِهِۦۖ وَيُبَيِّنُ ءَايَـٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ
يَتَذَكَّرُونَ
... Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik [dengan
wanita-wanita mu’min] sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min
lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya [perintah-perintah-Nya] kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran. (QS.Al-Baqarah: 221)
2. Ber-akhlak mulia dan baik keturunannya, agar nanti bisa
menggaulinya dengan baik, dan kalau mau mentalaknya, ia akan mentalaknya dengan
baik pula.
Imam Ghazali dalam kitab Ihya' berkata:
"Berhati-hatilah menjaga anak perempuan; itu lebih penting sebab dengan
kawin dia menjadi budak yang tak gampang bisa lepas, sedang suaminya bisa bebas
mentalaknya kapan saja ia suka."
3. Lelaki yang Taat, paham ilmu agama, tidak fasik dan bukan
ahli maksiat.
* Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Hasan bin Ali:
" Saya punya seorang putri. Siapakah kiranya yang patut jadi suaminya
menurut anda?" Jawabnya: " Seorang laki-laki yang taqwa kepada Allah.
Sebab jika ia senang, ia akan sudi menghormatinya dan jika ia sedang marah, ia
tak suka berbuat zhalim kepadanya."
* 'Aisyah r.a. berkata: " Kawin berarti perbudakan,
Karena itu hendaklah seseorang perhatikan di tempat mana ia lepaskan anak
permpuannya."
* Ibnu Taimiyah berkata: " Laki-laki yang selalu berbuat
dosa tidak patut dijadikan suami."
Jika masih ada kriteria yang belum dituliskan di artikel ini, mohon di tambahkan di kotak komentar. *****
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya
Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
sumber : jadipintar.com
Bermanfaat sekali
BalasHapus