Sabda Raulullah saw.: "Al-Qur'an diturunkan atas tujuh huruf."
Al-Qur'anul Karim. |
Hadits ini diriwayatkan dari sejumlah shahabat lebih dari dua puluh shahabat sehingga hampir mencapai derajat mutawattir. Para ulama berselisih pendapat tentang pengertian "tujuh Huruf" tersebut. Perselisihan tersebut hingga mencapai sekitar dua puluh pendapat, diantaranya:
- Ia termasuk yang musykil yang tidak dapat diketahui maknanya, karena lafadz "huruf" menurut bahasa bisa berarti huruf hija', kata, makna dan segi.
- Yang dimaksud bukanlah tujuh (7) yang sebenarnya, tetapi maksudnya ialah memudahkan dan melapangkan.
- Maksudnya ialah tujuh bacaan (qira'ah).
- Maksudnya ialah tujuh segi dari makna-makna yang bersesuaian dengan lafazh-lafazh yang berlainan. Dari Ubay: "Aku berkata: Sami'(an), 'Alim(an), 'Aziz(an), Hakim(an), selama tidak bercampur antara ayat siksa dan ayat rahmat atau ayat rahmat dengan ayat siksa." (HR.Abu Daud).
- Maksudnya ialah kaifiat (cara) mengucapkan dalam tilawah, seperti: idgham, izhhar, tafkhim, tarqiq, imalah, isyba', mad, qashr, tasydiid, takhfifi, talyin dan tahqiq.
- Maksudnya ialah tujuh bahasa (dialek Arab). yaitu dialek-dialek Arab yang paling fasih.
- dll.
Pada
hakikatnya pendapat-pendapat ini tidak memiliki sandaran dan riwayat,
bahkan sebagian besar dari kalangan awam memahaminya dengan qira'ah yang
tujuh, wallahu a'lam.
Pengertian Qira'ah Sab'ah
Surat Al-Fatihah |
Sedikitnya,
ada tujuh macam bacaan yang berkembang di dunia Islam dalam membacakan
ayat-ayat Alquran sesuai dengan dialek umat di suatu daerah.
Istilah qiraat yang biasa digunakan adalah cara pengucapan tiap kata dari
ayat-ayat Alquran melalui jalur penuturan tertentu. Jalur penuturan itu
meskipun berbeda-beda karena mengikuti aliran (mazhab) para imam qiraat, tetapi
semuanya mengacu kepada bacaan yang disandarkan oleh Rasulullah SAW.
Perbedaan
qiraat ini berkisar pada masalah:
- Lajnah (dialek)
- Tafkhim (penyahduan bacaan)
- Tarqiq (pelembutan)
- Imla (pengejaan)
- Madd (panjang nada)
- Qasr (pendek nada)
- Tasydid (penebalan nada)
- Takhfif (penipisan nada).
Demikian
seterusnya sampai munculnya imam qurra'. Begitu banyaknya jenis qiraat
sehingga
seorang imam, Abu Ubaid al-Qasim ibn Salam, tergerak untuk menjadi orang
pertama yang mengumpulkan berbagai qiraat dan menyusunnya dalam satu kitab.
Menyusul kemudian ulama lainnya menyusun berbagai kitab qiraat dengan
masing-masing metode penulisan dan kategorisasinya. Demi kemudahan mengenali
qiraat yang banyak itu, pengelompokan dan pembagian jenisnya adalah cara yang
sering digunakan. Dari segi jumlah, ada tiga macam qiraat yang terkenal, yaitu
qiraat sab'ah, 'asyrah, dan syadzah. Sedangkan, Ibn al-Jazari membaginya dari
segi kaidah hadis dan kekuatan sanadnya. Namun demikian, kedua pembagian ini
saling terkait satu dengan lainnya.
Membaca Al-Qur'anul Karim |
Jenis qiraat yang muncul pertama kali
adalah qiraat sab'ah. Qiraat ini telah akrab di dunia akademis sejak abad ke-2
H. Namun, pada masa itu, qiraat sab'ah ini belum dikenal secara luas di
kalangan umat Islam. Yang membuat tidak atau belum memasyarakatnya qiraat
tersebut adalah karena kecenderungan ulama-ulama saat itu hanya memasyarakatkan
satu jenis qiraat dengan mengabaikan qiraat yang lain, baik yang tidak benar
maupun dianggap benar. Abu Bakar Ahmad atau yang dikenal dengan Ibnu Mujahid
menyusun sebuah kitab yang diberi nama Kitab Sab'ah. Oleh banyak pihak, kitab
ini menuai kecaman sebab dianggap mengakibatkan kerancuan pemahaman orang
banyak terhadap pengertian 'tujuh kata' yang dengannya Alquran diturunkan.
Kitab Sab'ah disusun Ibnu Mujahid dengan dengan cara mengumpulkan tujuh jenis
qiraat yang mempunyai sanad bersambung kepada sahabat Rasulullah SAW terkemuka, Mereka adalah :
- Abdullah bin Katsir al-Dariy dari Makkah
- Nafi' bin Abd al-Rahman ibn Abu Nu'aim dari Madinah
- Abdullah al-Yashibiyn atau Abu Amir al-Dimasyqi dari Syam
- Zabban ibn al-Ala bin Ammar atau Abu Amr dari Bashrah
- Ibnu Ishaq al-Hadrami atau Ya'qub dari Bashrah
- Ibnu Habib al-Zayyat atau Hamzah dari Kufah
- Ibnu Abi al-Najud al-Asadly atau Ashim dari Kufah.
Semoga bermanfaat bagi pengetahuan kita, amin.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya
Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
sumber : jadipintar.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas saran & kritiknya !!