Do'a Tunduk dan Berserah Diri. |
Menurut kamus Bahasa Indonesia, tunduk itu artinya menghadapkan wajah ke bawah, condong ke depan
dan ke bawah melengkung ke bawah ,takluk; menyerah kalah: patuh; menurut (perintah,
aturan, dsb), sementara pasrah itu memiliki arti menyerah(kan) sepenuhnya, berserah
(diri).
Allah swt. menciptakan manusia dan jin tidak lain untuk
beribadah (QS adz-Dzariyat [51]: 56). Ibadah tak lain merupakan ketundukan dan
kepasrahan secara total seorang hamba kepada penciptanya, Allah swt.. Ketundukan
dan kepasrahan kepada Allah tentu tidak cukup diekspresikan lewat ibadah-ibadah
ritual seperti shalat, tetapi juga harus dibuktikan dalam seluruh pelaksanaan
hukum-hukum Allah swt. di luar shalat; baik dalam perkara muamalah (ekonomi,
politik, pemerintahan sosial, pendidikan, dll) maupun ‘uqubat (hukum dan
peradilan).
Imam Ja’far ash-Shadiq, sebagaimana dikutip dalam kitab Fath
ar-Rabbani wa Faydh arh-Rahmani karya Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, pernah
berkata, “Hakikat ubudiah (penghambaan) seseorang terhadap tuannya adalah: ia
menyadari bahwa apa yang ada pada dirinya hakikatnya bukanlah miliknya, tetapi
milik tuannya; ia tunduk dan patuh tanpa membantah terhadap setiap perintah
tuannya; ia tidak membuat aturan apapun selain menerima aturan yang dibuat
tuannya untuk dirinya.”
Dengan demikian, ibadah pada dasarnya adalah kepatuhan dan
kepasrahan total kepada Zat yang disembah, yakni Allah swt., dengan selalu
menaati seluruh hukum-hukum-Nya.
Kepasrahan Para Nabi
Sesungguhnya
para Nabi dan Rasul hadir sebagai contoh teladan bagi umat. Mereka diutus untuk
suatu misi menyampaikan risalah Ilahi. Bukan untuk disembah, dijadikan sebagai
raja atau tujuan duniawi lainnya.
Ketika Nabi
Ibrahim berdoa seperti itu, sesungguhnya para Nabi sebelum dan sesudah Nabi
Ibrahim wafat, juga berdoa seperti itu atau doa-doa sejenis yang menunjukkan
ketundukan dihadapan Sang Khaliq. Diucapkannya doa-doa tersebut menunjukkan
kerendahdirian Nabi Ibrahim kepada Allah Swt. dan menjadi contoh teladan bagi
para pengikutnya, semulia apa pun dirimu, janganlah engkau berhenti dari
memohon ampun kepada-Nya. Bahkan ketika engkau mendapat nikmat-Nya, karena
semua nikmat itu sepenuhnya pemberian-Nya, sebagaimana Allah Swt. sebutkan: “Fasabbih
bihamdirabbika wastaghfir” setelah umat Islam berhasil membebaskan
kota Makkah.
Hal ini
menunjukkan betapa para Nabi sangat kuat kepasrahan, ketundukan, dan
kebergantungannya kepada Allah. Kepasrahan kepada Allah justru membuat kita
semakin kuat karena kita telah bergantung pada tali yang kuat yang tidak akan
putus.
Sedangkan
kepasrahan dan kebergantungan seseorang kepada orang lain justru malah
melemahkannya. Karena, pada hakikatnya semua manusia sejajar di mata Allah.
Kebergantungan kepada selain-Nya, membuat manusia menjadi hina karena berada di
bawah orang yang dijadikan tempat bergantung tersebut.
Kisah Nabi Ibrahim Yang Diabadikan Al-Qur'an (Q.S. Al-An'am: 77 - 79)
- 77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat."
- 78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
- 79. Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yangbenar, dan Aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Hadits Tentang Kepasrahan dan Tawakkal
- Dari Umar Bin Khattab radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, 'Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, 'Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezki kepada kalian seperti seekor burung, pagi-pagi ia keluar dari (sarangnya) dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.' (HR. Imam Ahmad & At-Tirmidzi, dan teks hadits ini dari beliau, Abu 'Isa berkata: hadits ini hasan shaheh).
- Sabda Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, 'Ada 70 ribu orang dari ummatku ini yang akan masuk surga tanpa dihisab. Lalu beliau berkata lagi: mereka adalah orang-orang yang tidak percaya masalah "tathayyur" (kesialan), tidak minta diruqyah, tidak melakukan pengobatan dengan "key" (berobat dengan besi panas yang ditempelkan ke tubuh), dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka". (HR. Muttafaqun 'Alaihi).
Do'a Berserah diri / Tawakkal
Dari Abu Bakrah Nufai’ bin Harits radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Doa orang yang
menghadapi kesusahan adalah:
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو، فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْت
“Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, maka
janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata
dan perbaikilah seluruh urusanku. Tiada Ilah Yang berhak disembah selain Engkau.”
(HR. Abu Daud no. 5090 dan Ahmad no. 20430. Dinyatakan hasan oleh syaikh
Syuaib Al-Arnauth dan syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani)
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya
Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga Bermanfaat.
Sumber: 1001 Tanya-Jawab al-Qur'an, Qasim Asyur, sumber : www.jadipintar.com
Bertawakal sepenuhnya kepada Allah dan berikhtiar semaksimal mungkin adalah satu prinsip hidup utama yang harus dipegang seorang muslim.Seorang muslim yang benar-benar bertawakal kepada Allah maka hidupnya akan tenang.Dia yakin Allah pasti akan menolong dan memberikan jalan keluar atas segala urusan yang dia hadapi.
BalasHapusAssalamua’alaikum warah matullahi wabarakaatuh
Perkenalkan saya Chandra gunawan dari Tuban,sedikit berbagi tentang sepenggal kisah hidup saya beberapa tahun yang lalu.Dulu saya pengusaha furniture,saya meneruskan usaha yang diwariskan orang tua,dengan bermodal pendidikan marketing saya memberanikan diri meneruskan usaha tersebut.Setahun berjalan usaha lancar,bahkan bisa dibilang mengalami kemajuan pesat.Permintaan konsumen sampai ke luar jawa bahkan sampai ke negara tetangga.Karena permintaan konsumen yang semakin banyak akhirnya saya mencari tambahan modal dengan meminjam di Bank untuk perluasan lokasi dan penambahan alat produksi.Di tahun kedua karena saya sudah tidak mampu menangani semuanya sendiri akhirnya saya mencari seorang tenaga administrasi dan keuangan,semua urusan keuangan saya serahkan sepenuhnya.Semua berjalan lancar pada mulanya hingga tanpa saya sadari orang ynag saya percaya memanipulasi laporan keuangan perusahaan yang jumlahnya cukup besar,hampir 4,3 m kerugian perusahaan.
Dari situ usaha saya mulai jatuh,sebagian aset perusahaan saya jual untuk membayar cicilan bank sampai akhirnya usaha tutup karena tidak bisa membayar karyawan.Sampai akhirnya semua aset perusahaan dan rumah disita bank,anak istri terlantar dan terpaksa saya titipkan di rumah orang tua.
Perasaan saya kalut,seperti orang linglung tidak tahu harus harus mencari solusi kemana.Semua teman dan saudara saya datangi tapi mereka terkesan seperti mengghindar dari saya.Semua usaha saya jalani dari usaha yang nyata sampai yang katanya jalur instan,dari datang ke orang pintar sampai datang ke tempat makam keramat.Hampir semua orang pintar dan semua tempat-tempat keramat di jawa pernah saya datangi sampai akhirnya saya merasa lelah karena tidak ada hasil apapun.
Saya disadarkan oleh seorang Kyai disuatu makam ulama,beliau memberitahu saya bahwa jalan yang saya tempuh salah.Kyai mengajak saya ke pesantran beliau,hampir satu bulan lamanya saya di tampung oleh Kyai,saya dibimbing dan diarahkan,diajarkan banyak hal tentang agama dan kehidupan.
Subhanallah,dan janji Allah benar adanya,di pesantren Pak Kyai saya diperkenalkan dengan seorang pejabat institusi pemerintah,setelah saya menceritakan perjalan hidup saya kepada beliau saya diberikan solusi tentang permalahan dan penyelesaian semua hutang-hutang saya.
Syukur Alhamdulillah,sekarang saya bisa memulai lembaran hidup baru,bisa berkumpul kembali dengan anak istri dan terbebas dari hutang yang membelenggu.Jika ingin sharing silahkan kirim email ke chandragunawan721@gmail.com.Dan bagi saudara sekalian yang sedang mengalami hal sama,ikhtiar dan tawakalah.
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan(keperluan)nya.Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(QS.Ath Thalaq : 3)”
Wassalam,
Chandra Gunawan