
Manfaat Catatan Anekdot
Berbagai manfaat catatan anekdot adalah:
(a) dapat memperoleh diskripsi perilaku individu yang lebih tepat, (b)
dapat memperoleh gambaran sebab-akibat perilaku khusus individu, dan (c)
dapat mengembangkan cara-cara penyesuaian diri dengan masalah-masalah
dan kebutuhan individu secara mendalam. Di samping, kegunaan catatan
anekdot bagi pemahaman diri individu, maka catatan anekdot ini pun
berguna bagi: (i) guru baru dalam rangka penyesuaian diri dengan siswa,
(ii) guru yang berminat untuk memahami problema-problema siswa, dan
(iii) bagi konselor untuk memberikan layanan konseling bahkan untuk
mengadakan pertemuan kasus (konferensi kasus).
Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot
Pengadministrasian catatan anekdot
terhadap peristiwa/perilaku khusus dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu
tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap persiapan ini
tidak seperti umumnya dilakukan pada alat rekam observasi yang lain,
melainkan lebih mengarah pada persiapan pelaksanaan, meliputi
langkah-langkah: (a) penetapan siapa observi, (b) bentuk catatan
anekdot yang digunakan, dan (c) berapa banyak observer yang terlibat
selama proses pengamatan. Tahap pelaksanaan mencakup langkah-langkah:
(a) menyiapkan format catatan anekdot, (b) menentukan posisi observasi,
dan (c) mencatat perilaku observer. Tahap analisis hasil yaitu memberi
komentar dan interpretasi.
Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot
Tahap persiapan mencakup langkah-langkah berikut:
(1) Menentukan aspek perilaku observi
yang akan dicatat. Semua perilaku anak tanpa terkecuali perlu diamati
secara sistematis, sehingga akan mengenal ihwal mereka. Akan tetapi
dalam praktiknya, besar kemungkinan diprioritaskan bagi anak-anak yang
mengalami masalah dan menunjukkan prilaku khusus (khusus). Aspek-aspek
perilaku tersebut, misalnya: kerjasama, ketelitian, perkelahian,
membolos, membuat gaduh, menyontek, dan sebagainya.
(2) Menentukan siapa yang melakukan
pencatatan. Pada langkah ini perlu ada penegasan siapa saja yang
dilibatkan dalam proses pengamatan dan dalam kapasitas profesional.
Apabila pencatatan dilakukan oleh seorang konselor untuk kepentingan
bimbingan dan konseling, maka kesediaan dan kompetensi mereka dalam
pengamatan tidak diragukan. Apabila pencatatan ini dilakukan oleh
seorang guru, maka terlebih dahulu mereka harus mempunyai pemahaman dan
menyadari pentingnya catatan anekdot, agar tumbuh kesediaan untuk
menyusun catatan jika sewaktu-waktu diperlukan. Selanjutnya menentukan
berapa banyak observer yang dilibatkan untuk melakukan pencatatan
terhadap perilaku siswa.
Menetapkan bentuk catatan anekdot.
Berbagai bentuk catatan anekdot seperti: kartu kecil yang berukuran
setengah halaman jenis kertas folio berisi satu peristiwa dan lazim di
sebut kartu/catatan asli. Catatan asli merupakan bahan konfidensial,
sehingga dipertanggungjawabkan kerahasiaannya. Sedangkan kartu yang
berukuran satu halaman jenis kertas folio berisi beberapa peristiwa
siswa yang sama, dan bentuk catatan anekdor berkala.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelasanaan observer menyiapkan
format catatan asli, kemudian mengambil posisi yang memudahkan proses
pencatatan. Selanjutnya observer melakukan pencatatan terhadap perilaku
khusus observi dan diusahakan agar ia tidak menyadari jika sedang
diamati.
Tahap Analisis Hasil
Tahap analisis hasil berupa pemberian
komentar/interpretasi observer terhadap perilaku observi pada suatu
kejadian berdasarkan hasil pencatatan. Ada beberapa hal yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat interpretasi, antara lain:
(1) Berisi ulasan kesimpulan dan
komentar dari observer mengenai perilaku observi (2) Bersifat penilaian
evaluatif (baik-buruk, benar-salah) (3) Mengungkap “kemungkinan”
dibalik perilaku dan simpulan perilaku (4) mempertimbangkan perasaan
observi saat berperilaku dan sasaran perilakunya (5) mencatat respon
lingkungan (6) memperhatikan anteseden control dan stimulus dan (7)
peka potensi konflik, kebiasaan, dan sifat-sifat individu observi.
Sumber : Daharnis. 2012. Kerangka Materi Asessment dalam BK. UNP.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas saran & kritiknya !!