IQRO' - BACALAH

Master Of Tutorial

Cari

Home » » Pengertian Nazam (Seni Melagukan A-Qur'an) dan Kaidahnya

Pengertian Nazam (Seni Melagukan A-Qur'an) dan Kaidahnya

Nuzul Al-Qur'an
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
      
gambar animasi al qur'an
Al-Qur'anul Karim.
K
endati ilmu qiraat berhubungan dengan pelafalan ayat-ayat Alquran, ia tidak
memiliki kaitan dengan melagukan bacaan Alquran. Khusus untuk masalah melagukan Alquran, biasanya dijelaskan dalam nazam, yaitu seni membaca Alquran. Keberadaan ilmu nazam diterangkan secara jelas dalam firman Allah dalam surat Almuzzammil ayat 4, ''Bacalah Alquran itu secara tartil.'' Di berbagai wilayah negeri Islam, berkembang aneka ragam seni membaca Alquran. Dalam pelajaran nazam, dikenal berbagai jenis seni membaca Alquran, seperti Nahawan, Bayati, Hijaz, Shaba, Ras, Jiharkah, Syika, dan lainnya. Semua jenis lagu atau irama itu tidak ada kaitannya dengan ilmu qiraat sab'ah. Semata-mata hanya seni membaca secara tartil (indah) dan tak ada kaitannya dengan bagaimana melafalkan ayat Alquran. 
       Umumnya, para pembaca Al-qur'an dari Mesir yang membawa seni baca Al-qur'an ke Indonesia. Mereka mengajarkan berbagai macam lagu dan memberikan beragam variasinya serta membuat harmoni yang khas. Seni seperti itulah yang sering kali diperlombakan dalam acara musabaqah tilawatil quran (MTQ). Meski bukan satu-satunya jenis perlombaan, biasanya yang paling mencuat memang masalah seni membaca. Sedangkan, bacaan qiraat sab'ah justru merupakan cabang ilmu Alquran yang bersifat syar'i. Bahkan, dalam banyak hal, perbedaan qiraat ini pun berpengaruh kepada perbedaan makna dan kesimpulan hukum. Sedangkan, seni baca Alquran sama sekali di luar hal ini. Sebab, tujuannya adalah menyuguhkan bacaan Alquran seindah mungkin. 
        Nazam merupakan salah satu bentuk ekspresi seni dalam Islam. Nazam ini telah tumbuh sejak lama. Ibnu Manzur menyatakan bahwa ada dua teori tentang asal mula munculnya nazam Alquran.
  1. Nazam Al-qur'an berasal dari nyanyian nenek moyang bangsa Arab. 
  2. Nazam terinspirasi dari nyanyian budak-budak kafir yang menjadi tawanan perang.
         Kedua teori tersebut menegaskan bahwa lagu-lagu Al-qur'an berasal dari khazanah tradisional Arab. Dengan teori ini pula, ditegaskan bahwa lagu-lagu Al-qur'an idealnya bernuansa irama Arab. Seni baca Al-qur'an baru menampakkan geliatnya pada awal abad ke-20 M yang berpusat di Makkah dan Madinah serta di Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas Muslim yang sangat aktif mentransfer ilmu-ilmu agama (termasuk nazam) sejak awal abad ke-19 M. Hingga hari ini, Makkah dan Mesir merupakan kiblat nazam dunia. Masing-masing kiblat nazam memiliki karakteristik tersendiri. Dalam Makkawi, dikenal lagu Banjakah, Hijaz, Mayya, Rakby, Jaharkah, Syikah, dan Dukkah. Sementara itu, pada Misri terdapat Bayyati, Hijaz, Shoba, Ras, Jiharkah, Sikah, dan Nahawan. Pada abad ke-20, kedua model lagu tersebut masuk ke Indonesia. Transmisi lagu-lagu tersebut dilakukan oleh ulama-ulama yang mengkaji ilmu-ilmu agama di sana yang pulang ke tanah air untuk mengembangkan ilmunya, termasuk seni baca Alquran. Lagu Makkawi sangat digandrungi di awal perkembangannya di Indonesia karena liriknya yang sangat sederhana dan relatif datar. Lagu Makkawi mewujud dalam Barzanji
          Beberapa qari yang menjadi eksponen aliran ini adalah KH ArwaniKH Sya'roni, KH Munawwir, KH Abdul Qadir, KH Damanhuri, KH Saleh Ma'mun, KH Muntaha, dan KH Azra'i Abdurrauf. Memasuki paruh abad ke-20, seiring dengan eksebisi qari Mesir ke Indonesia, mulai marak berkembang lagu model Misri. Pada tahun 60-an, Pemerintah Mesir menyuplai sejumlah maestro qari, seperti Syekh Abdul Basith Abdus Somad, Syekh Musthofa Ismail, Syekh Mahmud Kholil Al Hushori, dan Syekh Abdul Qadir Abdul Azim. Animo dan atensi umat Islam Indonesia terhadap lagu-lagu Misri demikian tinggi. Hal ini disebabkan oleh karakter lagu Misri yang lebih dinamis dan merdu. Keadaan ini cocok dengan kondisi alam Indonesia. Sejumlah qari yang menjadi elaboran lagu Misri adalah KH Bashori Alwi, KH Mukhtar Lutfi, KH Aziz Muslim, KH Mansur Ma'mun, KH Muhammad Assiry, dan KH Ahmad Syahid.

Baca dan  Pahami Kandungan Alquran
Muammar ZA
Mu'ammar ZA.,Qari' Internasional
Haji Muammar ZA tentu dikenal banyak orang. Dia adalah qari internasional asal Indonesia yang menjadi juara MTQ tingkat internasional. Selain H Muammar ZA, masih terdapat beberapa nama lain yang juga indah dan merdu dalam membaca Alquran, di antaranya H Nanang Qosim, Maria Ulfa, dan H Khumaedi. Sebagai seorang qari yang sangat fasih daam membaca Alquran, H Muammar berusaha menularkan ilmu membaca Al-qur'an kepada generasi muda Muslim masa kini. Bahkan, di beberapa pesantren, sering diadakan pelatihan membaca Alquran secara tartil (indah) dengan menggunakan seni baca Al-qur'an. Mereka ini umumnya bergabung dalam organisasi yang bernama Jam'iyyatul Qurra wa al-Huffazh, organisasi yang membina pelajaran membaca indah dan menghafal Al-quran. Banyak orang yang ingin membaca Al-qur'an dengan baik dan benar serta mampu melafalkannya dengan seni yang indah. 
Menurut H Muammar ZA, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang qari dalam melafalkan ayat-ayat Alquran, yakni:
  1. Hendaknya Alquran dibaca secara fasih dan dengan memerhatikan tajwid. Menurut Muammar, kedua hal ini merupakan syarat utama dalam seni baca Alquran. Sehingga, kedua-duanya harus berjalan secara harmonis. ''Kalau kita hanya mengejar lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini merupakan satu kesalahan yang sangat besar. Membaca dengan bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis,'' sebagaimana diungkapkannya dalam kaset bimbingan membaca Alquran dengan tartil. 
  2. Seorang qari' harus mempunyai bakat dan juga hobi. Menurutnya, kalau membaca Alquran sudah menjadi sebuah hobi, itu dapat memberikan satu jaminan bahwa seseorang dapat berlatih secara kontinu (istikamah). Sedangkan, dengan bakat yang dimiliki, berarti yang bersangkutan memiliki suara yang khas dan dibutuhkan dalam membaca Alquran dengan baik, benar, dan indah. Begitu juga dengan pernafasan, hendaknya sering dilatih agar panjang. 
  3. Seorang qari' harus memiliki sifat sabar dan ikhlas. Pelajaran seni baca Alquran dinilainya betul-betul memerlukan kesabaran. Dalam mempelajari seni baca Alquran ini, seseorang akan banyak menghadapi kesulitan-kesulitan. Sebab, pada seni baca Alquran, banyak hal yang terkait di dalamnya, baik dari segi tajwidnya maupun qiraatnya. Kita perlu mempelajari bagaimana pernafasan yang baik, bagaimana seluk-beluk lagu, dari lagu A, B, C, dan sebagainya. Semua itu betul-betul memerlukan kesabaran. Kemudian, kita juga harus ikhlas. Ikhlas dalam arti betul-betul mempelajari seni baca Alquran ini karena Allah SWT semata.
lomba MTQ
Melantunkan Ayat-Ayat
Suci Al-Qur'an dg Nazam
Lebih jauh Muammar menuturkan bahwa lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu pokok Bayyati, Shaba, Hijaz, Nahawan, Ros, Jiharkah, dan Syika. Di luar ketujuh jenis lagu ini, dianggap sebagai lagu cabang yang nantinya akan dipergunakan sebagai variasi dalam membentuk susunan atau komposisi lagu. Di antara lagu-lagu yang dianggap sebagai lagu cabang, misalnya lagu Nakriz, Awsaq, Zinjiran, Raml, Karqouk, dan sebagainya. Ketujuh jenis lagu pokok dalam seni baca Alquran ini biasanya dibawakan dalam beberapa tahap tingkatan nada, dari mulai nada yang paling rendah sampai nada yang paling tinggi. Dalam tatanan seni baca Alquran, tingkatan nada dikenal ada empat tahap, yakni qarar (rendah), nawa (sedang), jawab (tinggi), dan jawabul jawab (sangat tinggi). Jenis lagu inilah yang 'wajib' dipergunakan pada saat diselenggarakan perlombaan membaca Alquran.
Catatan Penulis :
Berdasarkan pengalaman penulis tentang MTQ, ada beberapa hal yang perlu diketahui :
1. Kriteria pemenang dalam MTQ ditentukan oleh 3 hal :
      1. Kefasihan (Tajwid, Mahraj huruf, dll.)
      2. Penampilan ( Sikap, kostum, kepercayaan diri, dll.)
      3. Lagu Qira'ah (Diawali dan diakhiri dg Bayati, maksimalisasi lagu, keselarasan perpindahan antar lagu).
2. Penyelenggaraan MTQ harus diakui sangat bagus untuk syi'ar Islam dengan berkumpulnya ratusan hingga ribuan orang-orang yang mendalami ilmu agama dalam satu forum, dukungan aparat pemerintah dan sambutan serta partisipasi aktif masyarakat tempat penyelenggaraan MTQ.
3. Tetapi dari sisi Kontingen (peserta dan ofisial, pemda) MTQ tidak terlepas dari usaha mengejar kemenangan, mengejar hadiah dan nama baik daerah, inilah yang akhirnya menghalalkan segala cara seperti: bajak-membajak qori' antar daerah dll.
Wallaahu a'lam.
                      ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ                          “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”


sumber : jadipintar.com 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas saran & kritiknya !!

Luas Lingkaran

MENGHITUNG LUAS LINGKARAN

Nilai jari-jari   = 

Terbaru

Lokasi Master of Tutorial

Anda Pengunjung ke :

Translate

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.