Al-Qur'anul Karim. |
Umumnya, para pembaca Al-qur'an dari Mesir
yang membawa seni baca Al-qur'an ke Indonesia. Mereka mengajarkan
berbagai macam lagu dan memberikan beragam variasinya serta membuat
harmoni yang khas. Seni seperti itulah yang sering kali diperlombakan
dalam acara musabaqah tilawatil quran (MTQ). Meski bukan satu-satunya jenis perlombaan, biasanya yang paling mencuat memang masalah seni membaca. Sedangkan, bacaan qiraat sab'ah justru merupakan cabang ilmu Alquran yang bersifat syar'i. Bahkan,
dalam banyak hal, perbedaan qiraat ini pun berpengaruh kepada perbedaan
makna dan kesimpulan hukum. Sedangkan, seni baca Alquran sama sekali di
luar hal ini. Sebab, tujuannya adalah menyuguhkan bacaan Alquran
seindah mungkin.
Nazam merupakan salah satu bentuk ekspresi seni dalam Islam. Nazam ini telah tumbuh sejak lama. Ibnu Manzur menyatakan bahwa ada dua teori tentang asal mula munculnya nazam Alquran.
- Nazam Al-qur'an berasal dari nyanyian nenek moyang bangsa Arab.
- Nazam terinspirasi dari nyanyian budak-budak kafir yang menjadi tawanan perang.
Beberapa qari yang menjadi eksponen aliran ini adalah KH Arwani, KH Sya'roni, KH Munawwir, KH Abdul Qadir, KH Damanhuri, KH Saleh Ma'mun, KH Muntaha, dan KH Azra'i Abdurrauf. Memasuki
paruh abad ke-20, seiring dengan eksebisi qari Mesir ke Indonesia,
mulai marak berkembang lagu model Misri. Pada tahun 60-an, Pemerintah
Mesir menyuplai sejumlah maestro qari, seperti Syekh Abdul Basith Abdus Somad, Syekh Musthofa Ismail, Syekh Mahmud Kholil Al Hushori, dan Syekh Abdul Qadir Abdul Azim.
Animo dan atensi umat Islam Indonesia terhadap lagu-lagu Misri demikian
tinggi. Hal ini disebabkan oleh karakter lagu Misri yang lebih dinamis dan merdu. Keadaan ini cocok dengan kondisi alam Indonesia. Sejumlah qari yang menjadi elaboran lagu Misri adalah KH Bashori Alwi, KH Mukhtar Lutfi, KH Aziz Muslim, KH Mansur Ma'mun, KH Muhammad Assiry, dan KH Ahmad Syahid.
Baca dan Pahami Kandungan Alquran
Mu'ammar ZA.,Qari' Internasional |
Haji Muammar ZA tentu dikenal banyak orang. Dia adalah qari internasional asal Indonesia yang menjadi juara MTQ tingkat internasional. Selain H Muammar ZA, masih terdapat beberapa nama lain yang juga indah dan merdu dalam membaca Alquran, di antaranya H Nanang Qosim, Maria Ulfa, dan H Khumaedi. Sebagai seorang qari yang sangat fasih daam membaca Alquran, H Muammar berusaha
menularkan ilmu membaca Al-qur'an kepada generasi muda Muslim masa
kini. Bahkan, di beberapa pesantren, sering diadakan pelatihan membaca
Alquran secara tartil (indah) dengan menggunakan seni baca Al-qur'an. Mereka ini umumnya bergabung dalam organisasi yang bernama Jam'iyyatul Qurra wa al-Huffazh,
organisasi yang membina pelajaran membaca indah dan menghafal Al-quran.
Banyak orang yang ingin membaca Al-qur'an dengan baik dan benar serta
mampu melafalkannya dengan seni yang indah.
Menurut H Muammar ZA, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang qari dalam melafalkan ayat-ayat Alquran, yakni:
- Hendaknya Alquran dibaca secara fasih dan dengan memerhatikan tajwid. Menurut Muammar, kedua hal ini merupakan syarat utama dalam seni baca Alquran. Sehingga, kedua-duanya harus berjalan secara harmonis. ''Kalau kita hanya mengejar lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini merupakan satu kesalahan yang sangat besar. Membaca dengan bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis,'' sebagaimana diungkapkannya dalam kaset bimbingan membaca Alquran dengan tartil.
- Seorang qari' harus mempunyai bakat dan juga hobi. Menurutnya, kalau membaca Alquran sudah menjadi sebuah hobi, itu dapat memberikan satu jaminan bahwa seseorang dapat berlatih secara kontinu (istikamah). Sedangkan, dengan bakat yang dimiliki, berarti yang bersangkutan memiliki suara yang khas dan dibutuhkan dalam membaca Alquran dengan baik, benar, dan indah. Begitu juga dengan pernafasan, hendaknya sering dilatih agar panjang.
- Seorang qari' harus memiliki sifat sabar dan ikhlas. Pelajaran seni baca Alquran dinilainya betul-betul memerlukan kesabaran. Dalam mempelajari seni baca Alquran ini, seseorang akan banyak menghadapi kesulitan-kesulitan. Sebab, pada seni baca Alquran, banyak hal yang terkait di dalamnya, baik dari segi tajwidnya maupun qiraatnya. Kita perlu mempelajari bagaimana pernafasan yang baik, bagaimana seluk-beluk lagu, dari lagu A, B, C, dan sebagainya. Semua itu betul-betul memerlukan kesabaran. Kemudian, kita juga harus ikhlas. Ikhlas dalam arti betul-betul mempelajari seni baca Alquran ini karena Allah SWT semata.
Melantunkan Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an dg Nazam |
Catatan Penulis :
Berdasarkan pengalaman penulis tentang MTQ, ada beberapa hal yang perlu diketahui :
1. Kriteria pemenang dalam MTQ ditentukan oleh 3 hal :
1. Kefasihan (Tajwid, Mahraj huruf, dll.)
2. Penampilan ( Sikap, kostum, kepercayaan diri, dll.)
3. Lagu Qira'ah (Diawali dan diakhiri dg Bayati, maksimalisasi lagu, keselarasan perpindahan antar lagu).
2. Penyelenggaraan MTQ harus diakui sangat bagus untuk syi'ar Islam dengan berkumpulnya ratusan hingga ribuan orang-orang yang mendalami ilmu agama dalam satu forum, dukungan aparat pemerintah dan sambutan serta partisipasi aktif masyarakat tempat penyelenggaraan MTQ.
3. Tetapi dari sisi Kontingen (peserta dan ofisial, pemda) MTQ tidak terlepas dari usaha mengejar kemenangan, mengejar hadiah dan nama baik daerah, inilah yang akhirnya menghalalkan segala cara seperti: bajak-membajak qori' antar daerah dll.
Wallaahu a'lam.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ “Maha suci Engkau ya
Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
sumber : jadipintar.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas saran & kritiknya !!